Pusdiklat Buddhayana Sriwijaya Gelar Tradisi Ceng Beng 2025

Reporter: asifardiansyah |

Editor: asifardiansyah |

Sabtu , 05 Apr 2025 - 23:20

para biksu saat memimpin ritual ceng beng--

PALEMBANG,KORANRADAR.ID - Sebagai ungkapan rasa bakti kepada leluhur, orangtua dan kerabat yang telah meninggal dunia, ratusan umat Buddha di Pusdiklat Buddhayana Sriwijaya (PBS) yang terletak di Jalan karya Baru Km7 Palembang melakukan ritual Ceng Beng, Sabtu 5 April 2025. Kegiatan ini dipimpin langsung Bhante YM Nyanagupta Stavira dari Sangha Agung Indonesia (Sagin).

Pada momen peringatan Ceng Beng atau ziarah kubur ke makam leluhur, ratusan umat membaca sutera dan varita kepada leluhur, orangtua, dan kerabat yang telah meninggal.

Mereka melakukan Wu Shi San Fo Hong Ming Bao Chan dari pukul 09.00-10.30 WIB. Lanjut Shan Gong pukul 10.30-11.30 WIB, dan ditutup dengan menggelar Meng Shan Shishi Yi pukul 18.00-20.00 WIB.

"Ritual Cheng Beng sudah ada sejak ribuan tahun lalu, sedangkan di PBS belum lama kita laksanakan. Biasanya langsung berziarah ke makam leluhur, orangtua dan kerabat yang telah meninggal untuk mendoakannya.

Sekarang kita laksanakan di PBS dengan tetap mendoakan dan memberikan persembahan terbaik lewat berbagai ibadah," ujar Ketua Panitia Cheng Beng PBS 2025, Yuliana di sela-sela kegiatan, kemarin.

Ketua PBS Sumsel, Sujarwoto menjelaskan Cheng Beng merupakan tradisi yang sudah ada sejak ribuan tahun lalu dan terus dilakukan warga Tionghoa hingga saat ini.

Dimana pada zaman dahulu sebagai tanda bakti anak kepada leluhur dan orangtua yang terlebih dahulu meninggal dunia dengan berziarah ke makam mereka.

Bagi umat yang tidak sempat atau belum mengunjungi makam leluhur dan orangtuanya, pihaknya menyediakan tempat untuk mendoakan para leluhur dan orangtuanya. Hanya saja di PBS sendiri merupakan tradisi baru.

"Kita fasilitasi mereka yang tidak sempat berziarah dengan melaksanakan doa bersama yang dipimpin langsung bhiksu dari Sagin. Intinya sama, kita berdoa kepada Tuhan untuk memberikan kebaikan kepada leluhur, orangtua dan kerabat yang telah meninggal. Terpenting semua itu ini tanda bakti anak ke orangtua termasuk leluhurnya,” pungkasnya.

pusdiklat buddhayana sriwijaya gelar tradisi ceng beng 2025                            
 
palembang,koranradar.id  - sebagai ungkapan rasa bakti kepada leluhur, orangtua dan kerabat yang telah meninggal dunia, ratusan umat buddha di pusdiklat buddhayana sriwijaya (pbs) yang terletak di jalan karya baru km7 palembang melakukan ritual ceng beng, sabtu 5 april 2025. kegiatan ini dipimpin langsung bhante ym nyanagupta stavira dari sangha agung indonesia (sagin). 
pada momen peringatan ceng beng atau ziarah kubur ke makam leluhur, ratusan umat membaca sutera dan varita kepada leluhur, orangtua, dan kerabat yang telah meninggal.
mereka melakukan wu shi san fo hong ming bao chan dari pukul 09.00-10.30 wib. lanjut shan gong pukul 10.30-11.30 wib, dan ditutup dengan menggelar meng shan shishi yi pukul 18.00-20.00 wib. 
"ritual cheng beng sudah ada sejak ribuan tahun lalu, sedangkan di pbs belum lama kita laksanakan. biasanya langsung berziarah ke makam leluhur, orangtua dan kerabat yang telah meninggal untuk mendoakannya.
sekarang kita laksanakan di pbs dengan tetap mendoakan dan memberikan persembahan terbaik lewat berbagai ibadah," ujar ketua panitia cheng beng pbs 2025, yuliana di sela-sela kegiatan, kemarin. 
ketua pbs sumsel, sujarwoto menjelaskan cheng beng merupakan tradisi yang sudah ada sejak ribuan tahun lalu dan terus dilakukan warga tionghoa hingga saat ini.
dimana pada zaman dahulu sebagai tanda bakti anak kepada leluhur dan orangtua yang terlebih dahulu meninggal dunia dengan berziarah ke makam mereka. 
bagi umat yang tidak sempat atau belum mengunjungi makam leluhur dan orangtuanya, pihaknya menyediakan tempat untuk mendoakan para leluhur dan orangtuanya. hanya saja di pbs sendiri merupakan tradisi baru.
"kita fasilitasi mereka yang tidak sempat berziarah dengan melaksanakan doa bersama yang dipimpin langsung bhiksu dari sagin. intinya sama, kita berdoa kepada tuhan untuk memberikan kebaikan kepada leluhur, orangtua dan kerabat yang telah meninggal. terpenting semua itu ini tanda bakti anak ke orangtua termasuk leluhurnya,” pungkasnya.

Tag

Share