Timnas Indonesia Siap Beri Kejutan, Australia dalam Tekanan

Pelatih Timnas Patrick Kluivert--
AUSTRALIA, KORANRADAR.ID - Timnas Indonesia memiliki motivasi tinggi untuk menghadapi Australia dalam lanjutan putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Dengan kondisi lawan yang sedang dilanda badai cedera, skuad Garuda berpeluang mencetak sejarah di laga ini.
Australia tengah menghadapi situasi sulit menjelang pertandingan ini. Sebanyak delapan pemain kunci mereka harus absen karena cedera, termasuk Harry Souttar, Nestory Irankunda, Jordan Bos, Thomas Deng, Riley McGree, Connor Metcalfe, Hayden Matthews, dan Alessandro Circati. Kondisi ini tentu menjadi kerugian besar bagi pelatih Tony Popovic yang kini harus mencari solusi terbaik untuk menambal kekosongan di skuadnya.
Pada pengumuman skuad, Popovic mendapat kritik keras dari netizen Australia karena pemilihan pemain yang dianggap kurang menjanjikan. Kritik ini berfokus pada faktor usia, di mana terdapat 10 pemain di atas 30 tahun dalam daftar pemain yang dipanggil. Dari 26 pemain yang ada, rata-rata usia mereka mencapai 28,2 tahun. Jika dibandingkan dengan Indonesia yang memiliki rata-rata usia 25 tahun, perbedaan ini cukup mencolok.
Timnas Indonesia Lebih Segar dan Minim Cedera
Sementara itu, Timnas Indonesia datang dengan kondisi yang lebih segar dan minim cedera. Dari 29 pemain yang dibawa ke Australia, hanya empat pemain yang berusia di atas 30 tahun, sementara 12 pemain lainnya masih berusia di bawah 23 tahun.
Meski lebih muda, pengalaman para pemain Garuda tak bisa dianggap remeh. Pratama Arhan sudah mencatatkan 50 caps di usia 23 tahun, Rizky Ridho memiliki 42 caps di usia 23 tahun, dan Marselino Ferdinan telah bermain 32 kali untuk timnas di usia 20 tahun. Rafael Struick pun sudah mengantongi 22 caps di usianya yang baru 22 tahun. Dengan kombinasi pemain muda dan pengalaman bertanding yang cukup, Indonesia memiliki modal kuat untuk memberi kejutan.
Catatan Performa dan Tekanan untuk Australia
Meskipun Australia tampil dominan di putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia, mereka justru menunjukkan performa yang kurang stabil di putaran ketiga. Dari enam pertandingan yang telah dilakoni, mereka hanya mampu meraih satu kemenangan, sementara sisanya berakhir dengan hasil imbang dan kekalahan.
Kekalahan perdana Australia terjadi saat melawan Bahrain, disusul hasil imbang melawan Indonesia yang membuat pelatih mereka saat itu, Graham Arnold, mundur dari jabatannya. Australia sempat bangkit dengan kemenangan 3-1 atas China, tetapi kembali gagal meraih kemenangan dalam tiga laga terakhir.
Di sisi lain, Indonesia juga mengalami pasang surut dalam kualifikasi ini. Skuad Garuda mencatatkan satu kemenangan, tiga hasil imbang, dan dua kekalahan. Namun, kemenangan 2-0 atas Arab Saudi menjadi titik balik penting bagi tim asuhan Patrick Kluivert untuk membuktikan bahwa mereka bisa bersaing di level tertinggi.
Pemain Naturalisasi dan Tantangan untuk Kluivert