Harga Getah Mahal tapi Petani di PALI Masih Murung

Harga getah karet di Provinsi Sumsel saat ini tengah bergairah termasuk di Kabupaten PALI hampir tiap minggu alami kenaikan.--

PALI, KORANRADAR.ID -  Harga getah karet di  Provinsi Sumatera Selatan saat ini tengah bergairah termasuk di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), hampir tiap minggu alami kenaikan. Namun kenaikan harga getah karet tak mempengaruhi pendapatan petani, malah petani murung.

Diketahui bahwa saat ini harga getah karet disejumlah desa di kabupaten PALI terpantau diangka Rp13.500 hingga Rp14.000 per kilogram. Tetapi akibat intensitas hujan masih tinggi, produksi petani jauh menurun. 

Tak terpengaruhnya kenaikan harga getah karet terhadap pendapatan petani akibat curah hujan yang tinggi akhir-akhir ini, membuat petani tak bisa melakukan aktivitasnya di kebun.

Bahkan di beberapa wilayah yang menjadi langganan banjir seperti di sejumlah desa di kecamatan Tanah Abang lumpuh, karena kebun karet milik warga sudah hampir dua pekan terendam dengan ketinggian air hampir satu meter.

Seperti diutarakan Hairul, salah satu petani asal Desa Curup Kecamatan Tanah Abang yang menyatakan bahwa dua pekan terakhir ini tidak ada pendapatan yang diperoleh dari hasil kebun karet yang biasa disadapnya.

"Kami tidak bisa menyadap lebih dari 10 hari, ketinggian air di kebun sudah mencapai dada orang dewasa. Jadi kami tidak bisa menyadap," ungkapnya, kemarin.

Untuk mencukupi kebutuhan keluarga sehari-hari, Hairul menyebut mengandalkan bantuan yang diberikan pemerintah kekurangannya terpaksa harus berutang.

"Ada bantuan pemerintah beberapa hari lalu berupa beras dan paket sembako, bantuan itu cukup untuk makan beberapa hari ini. Namun itu tidak cukup, dan menutupinya terpaksa cari pinjaman," imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Desa Curup M Tisar mengatakan, memang benar desanya sudah hampir dua pekan terendam banjir akibat luapan sungai Lematang. (whr)

Tag
Share