Waspada Virus MPOX di Posyandu Anggrek Lingkungan Puskesmas Makrayu Palembang
Poto bersama warga di Posyandu Anggrek saat mengikuti penyuluhan Prodi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya 2024.-Dok/S2unsri-
PALEMBANG, KORANRADAR.ID - Antusias warga di Posyandu Anggrek mengikuti penyuluhan yang di sampaikan Prodi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya 2024, tentang edukasi preventif pemahaman bahayanya virus Cacar Monyet (MPOX).
Kegiatan edukasi Virus Mpox ini diselenggarakan Prodi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat UNSRI 2024 beranggotakan, yang tergabung dalam kelompok 4 diantaranya, Muhammad Rafiqy, Msy. Alya Rizkita F, Desi Mustika Wati, Miranda Ramadhanty F, Dina Aprilia, R.E. Solfitri Utama N, Linsy Anggraini Putri, Gabriella Mariza A dan dosen pengampu Dr. Haerawati Idris, SKM., M.Kes.
Sebagai pembicara dalam edukasi Waspada Virus MPOX, Gabriella Mariza A menyebutkan Mpox adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh Monkeypox virus (MPOX) atau cacar monyet.
Ia juga menyampaikan, virus ini dapat menular, penularan antar manusia dapat terjadi melalui Kontak langsung dari Cairan tubuh seperti nanah, darah dari ruam kulit orang yang terinfeksi, Droplet (percikan ludah) butuh kontak erat dalam waktu lama, Kontak kulit ke kulit melalui hubungan seksual dan penularan dari Ibu ke janin.
BACA JUGA:Penggunaan Metode CBIA, Dalam Edukasi Kesehatan Serta Konsep Swamedikasi Penggunaan Obat Rasional
"Dapat menular juga melalui Kontak tidak langsung benda yang digunakan oleh orang yang terinfeksi seperti pakaian, handuk, alat makan, Seseorang yang terinfeksi virus tidak langsung menunjukkan gejala, butuh waktu sekitar 5-21 hari untuk timbulnya gejala sejak tertular," jelas Gabriella.
Gejala-gejala awal yang dirasakan terindikasi virus tersebut berupa, demam, nyeri kepala, nyeri tenggorokan yang dapat disertai batuk pilek, badan pegal linu, pembengkakan kelenjar getah bening, gejala pada Kulit ruam/bintik kemerahan pada badan, kepala, area kelamin (seiring berjalan waktu berubah menjadi keropeng kehitaman).
"Hingga saat ini belum ada pengobatan yang spesifik untuk Mpox, Pengobatan yang diberikan saat ini hanya bersifat untuk meringankan keluhan dari gejala yang muncul. (Demam, Obat Penurun Demam, Ruam, Obat Pereda Ruam dan Salep) belum ada rekomendasi dari WHO terkait vaksinasi dalam skala masal." Tegasnya.
Disela-sela kegiatan, Suhairoh (45) warga setempat bertanya kepada pemateri penyampain yang diberikan terkait virus Mpox, apakah perbedaan virus Mpox dengan Virus HIV dan bagimana pencegahaanya.
BACA JUGA:Edukasi Manajemen Laktasi, MengASIhi Dengan Maksimal Menuju Tumbuh Kembang Generasi Yang Optimal
"Begitu antuasiasnya warga tersebut ingin sekali mengetahui perbedaannya," jelas Gabriella
" Tentu saja virus Mpox dan HIV sangat berbeda namun bagi masyarakat awan baru mengetahui akan bahayanya virus HIV tentu sangat ingin tahu sekali, jangan sampai di lingkungan sekitar bersentuhan dengan hal- hal tersebut," bebernya.
Gabriella menyebutkan bagaimana juga cara penularnya masing-masing virus hampir sama secara kasat mata, namun ada beberapa perbedaan juga dalam penanganan dan pengobatan yang ekstra untuk kedua virus tersebut. Sehinggga masyarakat sekitar benar-benar mengetahui akan bahayanya virus MPox ini.