OKI, KORANRADAR.ID - Namanya Kasmuri atau akrab di sapa Pak Muri oleh warga sekitar. Petani biasa yang berkat keuletannya berhasil memodifikasi penggilingan padi biasa menjadi rice milling unit (RMU) kapasitas menengah di Desa Sungai Belida Kecamatan Lempuing Jaya, Ogan Komering Ilir (OKI).
Berbekal pengalamannya mengurus penggilingan padi milik ayahnya di Jawa, Muri berinovasi menciptakan RMU berkapasitas 3 ton per jam dan menghasilkan beras kualitas medium.
"Saya ini petani biasa sekolahpun cuma tamatan SMP, namun saya berkeinginan untuk membuat sesutu yang dapat bermanfaat bagi kehidupan orang banyak dan bernilai ekonomis," kata Muri saat ditemui tim dari Pemkab OKI dan BI Perwakilan Sumsel di Desa Sungai Belida, Lempuing Jaya, kemarin.
Muri mengisahkan asal-muasal dia menciptakan mesin penggiling padi serba guna itu karena mendengar keluhan petani, terkait dengan tingginya ongkos menggiling padi. Belum lagi ditambah biaya tanam dan perawatan.
"Nah berawal dari situ saya berusaha menciptakan alat yang murah dan hemat biaya, tapi hasil produksi mampu bersaing, untuk membantu sesama petani supaya lebih hemat biaya," kata Muri.
Mesin penggilingan yang ia modifikasi dapat menghasilkan beras berkualitas. Mesin RMU miliknya juga terbilang komplek. Sudah ada mesin pengering, pengayak padi, pemisah dedak dan pencacah beras.
"Pengering padi fungsinya mengurangi kadar air tanpa harus dijemur sehingga hemat waktu. Gabah dari petani dikeringkan beberapa jam nanti siap giling," jelasnya.
Dia mengklaim, dengan mesin yang dia ciptakan, kandungan beras kepala besar mencapai 95 persen dan derajat sosoh 100 persen ketika proses penggilingan.
Belum lagi, beras yang dihasilkan dengan penggilingan mesin ini berkualitas medium.
"Keunggulan lainnya (menggunakan mesin ciptaannya) tidak ada limbah karena kulit padinya langsung jadi dedak halus (jadi pakan ternak) tidak ada sekam," ujarnya.
Kata dia, jenis modifikasi penggerak mesin yang dihasilkan saat ini menggunakan mesin diesel dengan biaya lebih murah dibanding membeli mesin baru seharga ratusan hingga miliatan rupiah.
"Semuanya disini seken mas, gak ada yang baru. Dia memperoleh mesin-mesin dari pabrik yang sudah beralih ke tenaga listrik," katanya.
Muri menuturkan, karena menggunakan mesin seken, modifikasi harus presisi. "Misalkan besaran roda putar, karet panbell harus benar ukuran karena pengaruh ke kualitas beras. Bisa patah-patah berasnya kalau tidak presisi," jelas dia.
Bahan baku gabah merupakan komponen penting usaha penggilingan padi berbekal jejaring usaha yang ia geluti sejak tahu 2000 an itu Muri mengaku sudah hapal musim panen padi pada setiap kecamatan di Kabupaten OKI.
"Ya kalau awal tahun bisa serap gabah dari deket sini (Lempuing, Lempuing Jaya) kalau tengah tahun wilayah Jalur (Air Sugihan). Saya juga ambil dari OKU Timur bahkan Lampung karena di OKI akhir tahu itu masa tanam," paparnya.