Menjadi Pembina, Pertamina Kilang Plaju Tingkatkan Kesadaran Masyarakat Terhadap Perubahan Iklim

Jumat 02 Aug 2024 - 09:38 WIB
Reporter : Salamun Sajati
Editor : Swan

Lanjutnya, Hari Lingkungan Hidup tahun 2024 difokuskan pada kegiatan pemulihan lahan, pengendalian desertifikasi, dan ketahanan terhadap kekeringan.  

Pemulihan lingkungan merupakan kunci dalam membalikkan arus degradasi lahan, dan dapat sekaligus meningkatkan mata pencaharian, mengurangi kemiskinan, dan membangun ketahanan terhadap cuaca ekstrem. 

"Dalam upaya penyelesaian krisis iklim, inovasi dan prinsip keadilan memegang peran penting." Jelasnya.

"Terkait dalam penanggulangan dan pencegahan krisis iklim di wilayah masing-masing dan saya juga mengajak kepada semua masyarakat untuk terus menggalakkan berbagai langkah dan upaya dalam mendorong kehidupan yang berkelanjutan secara kondusif agar lingkungan sehat," kata dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup & Pertanahan (DLHP) Provinsi Sumsel Herdi Apriansyah menambahkan perlunya meningkatkan kesadaran kolektif bersama-sama masyarakat untuk melawan dampak krisis iklim di Sumatera Selatan.

"Pelaksanaan kegiatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2024 ini merupakan hal yang sangat penting untuk bisa meningkatkan, mengingatkan, kesadaran, dan kepedulian kita terhadap lingkungan hidup agar tercipta lingkungan yang sehat." Ujarnya.

Dalam upaya menyelamatkan lingkungan hidup, Kilang Plaju juga fokus pada beberapa program pelestarian keanekaragaman hayati, di antaranya Riset & Konservasi Ikan Belida (Chitala Lopis) yang hingga saat ini telah dikonservasi sebanyak 154 ekor.

Dilanjutkan, penangkaran Rusa sebanyak 33 ekor dengan 32 ekor rusa totol dan seekor rusa sambar, konservasi Gajah Sumatera yang berjumlah 28 ekor gajah serta penanaman 4.663 pohon dari 104 spesies yang ada guna mendukung program penghijauan pada wilayah Komplek Pertamina.

Selain itu, Kilang Plaju juga mendukung penuh pembangunan Taman Keanekaragaman Hayati (Taman Kehati) Sumsel yang berlokasi di Komplek Jakabaring Sport City (JSC), Palembang.

Di taman ini nantinya akan ditanam total 55 spesies pohon langka, yang terdiri dari 30 spesies tanaman utama yang terancam punah, dan 25 spesies tanaman pendukung.

Beberapa di antaranya, sudah terancam punah dengan status rawan, kritis, genting, dan rendah perhatian. Misalnya, pohon Geronggang (Cratoxylum Arborescens), Meranti (Shorea), Tembesu (Fragea Fragrans), Belangeran (Shorea Balangeran), dan Ramin (Gonystylus Bancanus).

Taman tersebut menjadi konservasi Flora langka berbasis tanah rawa di sekitar kompleks Jakabaring Sport Center Palembang, sehingga menjadikannya sebagai taman Rawa untuk pelestarian keanekaragaman hayati pertama di Indonesia.

Melalui kegiatan ini, masyarakat di Plaju diajak untuk melawan perubahan iklim dengan adaptasi, mitigasi, serta penguatan kelembagaan. Kegiatan-kegiatan ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan ekonomi warga, tetapi juga memperkuat kemampuan mereka dalam menghadapi dampak perubahan iklim.

 

Kategori :