PALEMBANG, KORANRADAR.ID - Pada umumnya sebagian besar masyarakat Tionghoa dan juga para penganut kepercayaan Tionghoa tidak mengetahui secara jelas apa yang dimaksud dengan ciamsi (Qiān shī) atau kiuciam (Qiúqiān).
Ciam artinya adalah batang bambu yang digunakan untuk meramal. Kiu ciam adalah ‘memohon ciam’ dan ciamsi adalah kertas hasil ciuciam yang isinya syair-syair.
Baik Ciamsi maupun poapoe berasal dari peramalan purba. Pada jaman dahulu di Tiongkok terdapat tiga metode dan alat peramalan. Pertama adalah metode mengamati langit dan perubahan alam maupun manusia. Kedua adalah dengan bahan yang berasal dari binatang¹; dan Ketiga dengan menggunakan bahan dari tumbuhan.
Poapoe awalnya adalah peramalan dengan menggunakan kerang yang kemudian dilempar untuk mendapat jawaban ya, tidak, atau ragu-ragu ( terserah). Sedangkan ciamsi berasal dari metode yang menggunakan tumbuhan atau batang rumput.
Ilmu ramal yang pertama itu berkembang menjadi ilmu bentuk xiangshu. Ciamsi dan poapoe dipercaya berasal dari yijing, tapi untuk ciamsi mengalami proses perubahan yang panjang. Dari sekedar melempar dan memisahkan kemudian menjadi suatu metode peramalan yang kita kenal sekarang ini.
Dengan kata lain, poapoe maupun ciamsi adalah penyederhanaan metode peramalan. Poapoe dan ciamsi ini selain ada di kelenteng Taoisme juga ada di banyak vihara Buddha Mahayana Tiongkok, dan berkembang di berbagai negara di Asia Timur.
Poapoe
Cara bertanya dengan menggunakan 2 bilah kayu berbentuk hati. Poapoe adalah dialek Minnan, dimana sebenarnya dalam aksara mandarin adalah babei yang berarti memutar atau menarik kerang. Contoh foto di bawah adalah alat poapoe dari kuningan yang berbentuk kerang. Penulis melihat alat ini di kelenteng di kota Singkawang.
Dalam catatan Jīngchǔ suì shí jì, sudah mencatat setelah panen para petani menggunaan poapoe untuk meramalkan hasil panen tahun depan. Dengan ini, maka poapoe dipastikan sudah berkembang sejak jaman dulu hingga sekarang. Selain digunakan untuk peramalan, poapoe juga digunakan untuk berkomunikasi dengan alam lain.
Ciamsi
Cara bertanya dengan menggunakan bilah kayu. Ciamsi tidak serta merta lahir begitu saja, tapi melalui proses yang amat panjang. Awal mulanya adalah metode yizhan yang menggunakan batang-batang rumput. Kemudian pada masa dinasti Qin Mugong ada ramalan tentang nasib kerajaan Qin. Awal dinasti Han populer ramalan yang berdasarkan kitab-kitab klasik.
Menurut Li Zhonghua, wei itu meliputi hou, tu, dan chen. ‘hou’ membahas metode divination, ‘tu’ terkait ilmu perhitungan dan ‘chen’ terkait dengan nubuat.
Chen pada umumnya mengatas-namakan Dewata. Salah satu contoh chen yang dicatat dalam catatan sejarah agung Sima Qian (catatan Shiji) adalah ramalan Lu Sheng yang isinya :“dinasti Qin akan hancur oleh Hu.
Ramalan ini membuat Qin Shihuang menghabiskan sumber daya militer dan ekonomi untuk menghancurkan bangsa Xiongnu serta membangun tembok raksasa (yang saat ini masih dapat kita lihat di bagian utara Tiongkok) untuk mencegah invasinya.
Namun akhirnya dinasti Qin runtuh oleh kebodohan pewaris Qin Shihuang itu sendiri (anaknya; putra mahkota) yang bernama Hu Hai. Semua itu pada umumnya menggunakan syair, tapi ada juga yang menggunakan diagram maupun gambar. Salah satu yang terkenal adalah cara meramal dengan “gambar menggosok punggung” yang ditulis oleh Yuan Tiangang dan Li Chunfeng pada dinasti Tang.