Tidak Putus Asa Saat Berada di Titik Terendah, Ini Kisah Menggelitik dari Ketua ASSPI Sumsel

Minggu 12 May 2024 - 20:08 WIB
Reporter : Henny Efendi
Editor : Swan

Ia pun mantap meneruskan bisnis bunga melati untuk keperluan acara pernikahan. Hanya saja, dijelaskannya, produksi yang terserap itu petikan hari Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu. Selain hari tersebut, petikan bunga melati sepi pembeli sehingga acap dibagikan cuma-cuma.

Dari sana, muncul ide dari istri untuk memanfaatkan melati petikan hari Senin hingga Rabu untuk berkreasi. 

Ia dan istri mulai berpikir untuk membuat rangkaian bunga segar dari melati, tidak hanya terbatas menjual melati kiloan. 

Ide ini muncul karena terbiasa melihat dekorasi pernikahan yang menawan di Bandung yang akhirnya menggugah kreativitas mereka. "Inilah hasil tempaan Tuhan atas proses yg telah kami lalui,” imbuhnya.

Ia pun lantas menceritakan kenangan tak terlupakan terkait bunga melati saat di Bandung yang ikut menguatkan langkah mereka berdua untuk mulai menekuni bisnis yang cukup menjanjikan kala itu.

“Dulu, di akhir bulan, hiburan yang bisa dijalani adalah nonton bioskop saat midnight. Nggak ada duit buat makan malam, jadi kita ngakalin datang ke pesta pernikahan buat makan gratis,” kisahnya.

Setiap ke pesta pernikahan, lanjutnya, istri  selalu melihat rangkaian bunga dan dekorasi yang cantik dan menambah kebahagiaan serta betah berlama-lama di pesta tersebut.

“Hal inilah yg terekam di benak kami dan ternyata inilah jalan yang digariskan Allah SWT untuk kami,” ceritanya.

Namun untuk memulai usaha bunga segar ini bukanlah hal yang mudah, apalagi tanpa pengetahuan dan pengalaman. Untuk ikut kursus pun, ia mengaku tidak memiliki uang saat itu. Tapi, bukan Cek Evad kalau langsung menyerah. 

“Prinsip kita learning by doing, belajar dan belajar karena kalau kursus, itu harga mahal dan kita tidak ada uang waktu itu,” ungkapnya.

Setelah trial and error, si istri berhasil membuat beberapa rangkain bunga segar. Lalu rangkaian bunga tersebut dikirim sebagai contoh ke keluarga, sahabat, dan para pajabat yang memiliki hubungan baik 

Seiring waktu, ia pun mulai punya banyak pelanggan setia dari berbagai kalangan. Bahkan, Rosihan Arsyad yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Sumsel termasuk salah satunya. 

Dari hasil dekor, ditambah borongan proyek, ia mampu membeli beberapa rumah dengan nilai fantastis. Tidak hanya satu, bahkan empat rumah. Selain rumah ia mampu membeli aset di beberapa tempat bahkan di luar Palembang. 

Hingga pada tahun 2017, karena masalah kesehatan sang istri, akhirnya Cek Evad menerima tawaran dari salah satu teman sebagai salah satu staf khusus, dan menjalani dunia baru yang berkaitan dengan dunia politik dan kebijakan publik. 

Pada tahun 2014 juga ia membuka usaha Pempek Keraton. Saat menjalani usaha kuliner ini, pada tahun 2017, ia didatangi founder dari ASSPI DPD Sumsel yang meminta dirinya ikut bergabung sebagai anggota yang ke-30.

“Sudah 7 tahun mereka tidak bisa melakukan Musda kalau anggota belum berjumlah 30 orang. Makanya aku putuskan bergabung jadi anggota yang ke-30,” jelasnya.

Kategori :