BACA JUGA:Mengenal Sosok H Masdan SH, Dirut Bank Sumsel Babel Pertama, Seorang Veteran Kemerdekaan
Minim pengalaman di bidang perbankan dan tidak memiliki relasi sebagai modal sebagai seorang Sales, namun dengan penuh percaya diri ia melalui interview dan berhasil lolos dan diterima bekerja dengan sesumbar, Jakarta saja saya taklukan, apalagi Palembang.
“Saya waktu itu wawancara dengan bapak Chairul Sani dan diterima. Setelah lama, saya tanya sama beliau kenapa saya bisa diterima, ternyata ia bisa baca saat jabat tangan, saya pekerja keras, percaya diri, menarik, dan lulusan UI yang berkualitas,” terangnya.
Berkat kerja keras yang ia lakukan, dalam waktu tidak sampai 6 bulan, ia berhasil membawa banyak orang berduit untuk menjadi nasabah Bank Permata.
“Saya door to door ke banyak perusahaan, toko-toko ketemu banyak orang, bahkan pernah diusir juga. Tapi saya tetap gigih dan pantang menyerah, diusir datang lagi, akhirnya mereka luluh juga,” ucapnya
BACA JUGA:Kisah Lee Kam Sheung Pencipta Saus Tiram Harta Kekayaan Capai Rp 300 Triliun
Berkat keuletan perempuan kelahiran Palembang tahun 1976 ini, ia pun menerima banyak tawaran dari bank lainnya dengan gaji berlipat ganda.
”Bayangin aja, saya kerja dua tahun, tapi gaji saya seperti orang yang kerja sembilan tahun. Allah itu Maha Adil, pertama saya kerja dengan gaji kecil, sampai gaji saya berlipat ganda, saya bisa beli rumah, beli mobil, dan lainnya,” katanya.
Sederet prestasi juga berhasil ia sabet, mulai dari juara 1 pencapaian giro se-Sumatera, Juara 1 pencapaian volume funding se-nasional, juara 1 branch growth PBT, dan lainnya.
Perempuan yang pernah bekerja di Bank Mega, Bank Pundi, BTPN Syariah, UOB, OCBC Syariah ini menyebutkan, jabatan itu hanya titipan, namun penghargaan berupa gaji yang tinggi itu yang ia butuhkan sebagai bentuk penghargaan.
Menurut Imel, saat ini, ia punya value yang bisa membangun bank tempat ia bekerja, berbeda tentunya pada saat ia melamar pekerjaan di Bank Permata beberapa tahun silam.
Masalah jabatan, lanjutnya itu hanya titipan, namun yang ia inginkan adalah reward atau penghargaan hasil jerih payah berupa gaji dengan nominal sesuai dengan yang ia inginkan.
BACA JUGA:Arsyad Matondang, Anak Medan yang Sukses Jalankan Citipark
“Saya harus bisa menghargai diri sendiri. Saya diberi target Rp 100 miliar, saya bisa dapat Rp 500 miliar bahkan Rp 1 triliun. Saya gak munafik, kita kerja keras, untuk membahagiakan diri sendiri dan juga untuk Ibu saya yang sudah banyak berjasa kepada saya,” ungkapnya.
Belum lagi, lanjutnya, ia harus tetap terlihat menarik dan juga tampil percaya diri dalam melakukan pekerjaannya, dan itu semua diakuinya membutuhkan uang yang tidak sedikit.
Menurut Imel, ingin menjadi marketing yang handal itu jangan tanggung. Mulai dengan tampil menarik, tidak mesti cantik.