PALEMBANG, KORANRADAR.ID Sebagai bentuk bakti seorang anak terhadap orangtua dan leluhurnya di bulan ketujuh tahun lunar, Umat Buddha yang ada di Kelenteng Wie Ceng Keng yang terletak di jalan Tembok Baru 14 Ulu Palembang menggelar sembahyang rebutan atau Ulambana.
Ritual yang digelar setiap tahun ini digelar Rabu 17 September 2025. Hadir juga dalam kegiatan tersebut ketua Walubi Sumsel Tjik Harun, SE SH MH, Ketua Keleteng Marga Ng atau Huang Ban Ex, Ketua Kelenteng Marga Theng Syahroni,Ketua Kelenteng Marga Tan Arifin, pengusaha Sumsel Aji Burhan, Apau dan Hasyim ketua Kelenteng Wie Cheng Keng dan pengurus kelenteng.BACA JUGA:Kelenteng Ge Guan Tong Palembang Gelar Ritual Hut Dewa An Bin Hu
Hasyim Ketua Kelenteng Wie Ceng Keng melalui Humasnya Micheal S.M mengatakan, ritual ulambana ini dimulai dari pagi hingga pukul 17.00 wib. “Puncak acara yakni dibakarnya Tai Soe atau symbol raja setan,”katanya.
Micheal S.M mengatakan, dalam berdoa selain mendoakan leluhur juga mendoakan agar umat ditahun 2025 kehidupannya bisa lebih baik lagi, selalu diberi kesehatan dan kebahagian. “Iya doa terbaiklah untuk umat,”ujarnya. Micheal S.M menceritakan tentang sejarahnya peringatan hari ulambana atau sembahyang leluhur sendiri dilakukan oleh seorang murid Buddha Gautama yang pada waktu itu bertemu dengan ibunya di alam rendah dan bermaksud menolongnya. Namun semua upaya sudah dilakukan untuk membantu ke alam manusia, tapi semuanya kurang membuahkan hasil. Sampai akhirnya, sang murid menemui gurunya tersebut yang ini tidak lain Buddha Gautama.
"Dari kisah ini, menjadi bukti bahwasanya bakti seorang anak saja tidak akan mampu untuk membantu orangtuanya tadi. Namun dengan berbakti pada sangha dengan cara berderma juga akan dapat membantu bagi orangtua, leluhur dan kerabat yang sudah meninggal ini diangkat ke alam manusia. Ini terus dilakukan umat hingga sekarang,"ujarnya, (sep)
Kategori :