LUBUKLINGGAU, KORANRADAR.ID – Persoalan sampah rumah tangga masih menjadi tantangan besar di Kelurahan Lubuklinggau Ilir. Minimnya tempat penampungan sementara membuat warga kerap membuang sampah ke lahan kosong maupun aliran Sungai Kelingi. Kondisi ini tidak hanya mencemari lingkungan, tetapi juga menyia-nyiakan potensi sampah organik yang sebenarnya dapat diolah menjadi produk bermanfaat.
Menjawab masalah tersebut, Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) melalui Fuel Terminal (FT) Lubuklinggau menginisiasi Pelatihan Pengelolaan dan Pemanfaatan Sampah Organik. Kegiatan yang berlangsung Kamis (11/9) ini merupakan bagian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Kelingi Semare.
Sebanyak 29 peserta yang terdiri dari Tim Penggerak PKK Kelurahan Lubuklinggau Ilir serta UMKM Semilir dibekali keterampilan praktis untuk mengubah sampah organik menjadi pupuk kompos dan eco enzyme. Dengan keterampilan ini, warga tidak hanya mampu mengurangi timbulan sampah, tetapi juga mendapatkan nilai tambah ekonomi dari produk ramah lingkungan tersebut.
Kegiatan dihadiri oleh perwakilan pemerintah daerah, di antaranya Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan DLH Kota Lubuklinggau, Deny Endriani, serta Lurah Lubuklinggau Ilir Ari Sumanti. Narasumber yang dihadirkan adalah Eriyanto dari Bank Sampah Liberteg untuk materi pembuatan kompos, serta Jeffri Effendi dari FT Lubuklinggau untuk praktik pembuatan eco enzyme.
Deny Endriani menegaskan bahwa inisiatif Pertamina selaras dengan program pemerintah kota dalam mengurangi beban sampah. “Kami mengapresiasi langkah Pertamina yang tidak hanya memberikan pelatihan, tetapi juga membangun kesadaran warga. Tanpa keterlibatan masyarakat, pengelolaan sampah tidak akan berjalan efektif,” ujarnya.
Dalam sesi pertama, peserta diajak memahami konsep persampahan mandiri dan teknik mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos yang dapat digunakan kembali untuk tanaman. Sesi kedua memperkenalkan eco enzyme, cairan hasil fermentasi limbah dapur yang dapat dipakai sebagai pembersih rumah tangga ramah lingkungan maupun pestisida alami.
Ibu Ayu, anggota PKK Lubuklinggau Ilir, mengaku gembira dapat mengikuti kegiatan ini. “Kami baru tahu ternyata sampah bisa diolah jadi pupuk dan eco enzyme. Ini sangat bermanfaat dan membuat kami semakin semangat menjaga kebersihan mulai dari rumah,” tuturnya.
Selain pelatihan, Pertamina turut menyerahkan bantuan penutup bak armada pengangkut sampah kepada DLH Kota Lubuklinggau. Bantuan ini bertujuan meningkatkan efektivitas pengangkutan sampah agar lebih rapi, higienis, dan ramah lingkungan.
Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel, Rusminto Wahyudi, menegaskan bahwa kegiatan ini adalah bentuk konsistensi Pertamina dalam menjalankan prinsip keberlanjutan. “Kami ingin masyarakat tidak hanya memahami teori, tetapi benar-benar bisa mempraktikkan pengelolaan sampah. Dengan begitu, manfaatnya bisa langsung dirasakan, baik untuk lingkungan maupun kesejahteraan sosial,” jelasnya.
Langkah Pertamina ini sejalan dengan komitmen penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dan mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 11 tentang kota dan permukiman berkelanjutan, SDG 12 tentang konsumsi dan produksi bertanggung jawab, serta SDG 13 tentang aksi penanganan perubahan iklim.
Melalui inisiatif ini, Pertamina Patra Niaga tidak hanya menghadirkan solusi atas permasalahan sampah, tetapi juga membuka peluang bagi warga untuk menjadikan sampah sebagai sumber daya berharga demi terwujudnya kota yang bersih, sehat, dan berkelanjutan.