BANYUASIN LUMBUNG TELUR TERBESAR SUMSEL! Produksi 127 Ribu Ton/Tahun, Siap Jadi Motor Ekonomi Peternakan!

Kamis 04 Sep 2025 - 18:25 WIB
Reporter : Asif Ardiansyah
Editor : Asif Ardiansyah

BANYUASIN, KORAN RADAR. ID—Banyuasin, kabupaten yang dikenal sebagai lumbung pangan Sumatera Selatan, kini menancapkan dominasinya sebagai produsen telur terbesar. Dengan produksi mencapai 127.005 ton per tahun, Banyuasin berpotensi menjadi motor penggerak utama ekonomi peternakan di Sumsel. Potensi ini dibahas dalam pertemuan strategis antara Pemkab Banyuasin dan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Sumsel, Rabu (3/9/2025).

Banyuasin, Pusat Peternakan Unggas dengan Potensi Luar Biasa

Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Banyuasin, Ir. H.M. Syahrial, MT., mengungkapkan bahwa Banyuasin memiliki sumber daya melimpah, termasuk pakan alami dari limbah perkebunan. “Potensi besar ini harus dioptimalkan untuk mendukung produksi unggas,” ujarnya.

Dengan produksi telur ayam ras yang surplus, Banyuasin tidak hanya memenuhi kebutuhan lokal, tetapi juga memasok ke berbagai kota besar di Indonesia. Selain itu, kabupaten ini juga memiliki kapasitas pemeliharaan ayam potong hingga 41 ribu ekor.

BACA JUGA:DKPP dan HITMI Sumsel Dorong Percepatan Sertifikasi NKV, Kunci Telur Ayam Palembang Tembus Pasar Internasional

Dorongan Modernisasi dan Sertifikasi untuk Pasar Global

Menyadari potensi besar ini, DKPP Sumsel memberikan dukungan penuh. Kepala DKPP Sumsel, Ir. Ruzuan Efendi, menekankan pentingnya legalitas kawasan peternakan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) sebagai modal untuk meningkatkan daya saing.

“Sertifikasi dan kepastian kawasan akan menjadi nilai tambah bagi peternak,” kata Ruzuan.

Sebagai langkah konkret, Banyuasin berencana melakukan sertifikasi serentak yang didukung oleh Otoritas Veteriner Provinsi Sumsel, drh. Jafrizal, MM. Inisiatif ini juga selaras dengan program “GEMAR TUGAS” (Gerakan Memelihara Unggas) Pemkab Banyuasin. Sertifikasi akan dimulai dari kawasan Air Batu dan diharapkan menjadi model bagi daerah lain.

Sinergi dan Inovasi untuk Hadapi Tantangan

Meskipun potensi besar, Banyuasin juga menghadapi sejumlah tantangan, seperti:

  • Keterbatasan tenaga medis profesional untuk Puskeswan dan Rumah Sakit Hewan (RSH).

  • Pengelolaan pakan yang belum optimal, terutama minimnya data cadangan jagung lokal.

  • Pengelolaan limbah peternakan yang belum dimanfaatkan secara maksimal.

Untuk mengatasi ini, Pemkab Banyuasin berjanji mempercepat regulasi pendukung dan mendorong kemitraan dengan asuransi KUR untuk memperkuat peternak swadaya. Selain itu, program agroeduwisata berbasis peternakan juga disiapkan untuk edukasi dan investasi. Integrasi sapi dengan perkebunan sawit juga menjadi salah satu strategi efisiensi biaya pakan.

Kesepakatan Penting untuk Masa Depan Peternakan Banyuasin

Audiensi ini menghasilkan beberapa kesepakatan kunci:

  1. Sertifikasi Serentak: Dimulai dari kawasan Air Batu.

  2. Penambahan Puskeswan: Untuk memperkuat layanan kesehatan hewan.

  3. Pengembangan Kawasan Penggembalaan Umum: Menekan biaya pakan.

  4. Kategori :