Kilang Pertamina Plaju Lestarikan Ikan Belida, Simbol Budaya dan Keanekaragaman Hayati Palembang

Selasa 12 Aug 2025 - 16:51 WIB
Reporter : Salamun Sajati
Editor : Swan

PALEMBANG, KORANRADAR.ID - Bagi warga Palembang, ikan belida bukan sekadar bahan pangan, tetapi juga bagian dari identitas budaya. Tekstur dagingnya yang lembut menjadikannya bahan utama pempek, kuliner ikonik kota ini. Namun, populasi belida di Sungai Musi kini hampir hilang, meninggalkan kekhawatiran akan punahnya cita rasa dan warisan kuliner tersebut.

Jenis Chitala lopis telah dinyatakan punah oleh IUCN Red List, sementara Notopterus notopterus (Belida Jawa) sempat berstatus dilindungi penuh melalui peraturan pemerintah, sebelum akhirnya diturunkan menjadi perlindungan terbatas pada 2024. Kondisi ini mendorong lahirnya program Belida Musi Lestari yang digagas PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU III Plaju sejak 2019.

Program ini berawal dari upaya penyelamatan 30 ekor belida hasil tangkapan nelayan untuk dibudidayakan di Pokdakan Mulia, Talang Bubuk. Setahun kemudian, bersama Dinas Perikanan Palembang, dilakukan penyelamatan tambahan 110 ekor belida. Kolam buatan yang menyerupai habitat asli Sungai Musi dibangun untuk menunjang pembiakan.

Pada 2021, riset budidaya ex-situ dimulai dengan tetap menggunakan air Musi. Pembudidaya dialihkan ke ikan konsumsi lain seperti lele untuk menjaga penghasilan sekaligus melindungi belida. Tahun 2022, program berkembang menjadi kampanye **Gerakan Cinta Belida** yang menyasar sekolah, nelayan, dan komunitas. Pada 2023, berdirilah pusat edukasi dan riset budidaya belida pertama di Sumsel, dengan total 370 ekor belida yang telah dikonservasi.

Terobosan lain muncul ketika tim riset menemukan kembali *Chitala hypselonotus*, spesies yang sempat dinyatakan punah pada 2006. Spesies ini kini masuk program konservasi terpadu bersama BRIN dan mitra akademik. Kilang Pertamina Plaju juga berperan dalam perubahan regulasi *Notopterus notopterus* pada 2024, sehingga pengelolaan populasinya bisa lebih adaptif.

Pembudidayaan belida kini dilakukan di berbagai lokasi, termasuk rumah-rumah pembudidaya binaan, kampus Universitas PGRI Palembang, Animalium BRIN di Cibinong, dan TMII. Upaya ini diiringi riset genetika dan perawatan indukan untuk mencegah hilangnya spesies ini selamanya.

Menurut Siti Rachmi Indahsari, Area Manager Communication, Relations & CSR KPI RU III Plaju, konservasi belida bukan hanya soal menjaga satu spesies, tetapi juga melestarikan ekosistem dan nilai budaya yang melekat padanya.

Program ini sejalan dengan SDGs, terutama poin 14 (kehidupan bawah air), poin 15 (kehidupan di darat), dan poin 8 (pertumbuhan ekonomi inklusif). Dari sisi ESG, inisiatif ini mencerminkan kepedulian lingkungan, pemberdayaan masyarakat, serta tata kelola berbasis kolaborasi.

Kilang Pertamina Plaju berharap, suatu hari nanti, sirip belida kembali terlihat di Sungai Musi, menari bebas di habitatnya menjadi bukti nyata bahwa warisan alam dan budaya dapat diselamatkan untuk generasi mendatang.

Kategori :