BANYUASIN, KORANRADAR.ID - Bupati Banyuasin H Askolani didampingi Wakil Bupati Banyuasin Netta Indian, dan Sekretaris Daerah Erwin Ibrahim, menghadiri ramah tamah bersama unsur forkopimda dan pimpinan perusahaan terkait penanganan bencana di Kabupaten Banyuasin dilaksanakan di Guest House Rumah Dinas Bupati Banyuasin, belum lama ini.
Selain menetapkan status siaga darurat bencana akibat kebakaran hutan serta lahan (Karhutla). Bupati bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan 51 (Lima Puluh Satu) perusahaan berkumpul bersama untuk berdiskusi dalam upaya pencegahan karhutla di Kabupaten Banyuasin.
Bupati Banyuasin Askolani menjelaskan, tadi pagi kita telah bersama-sama melakukan apel gelar pasukan dan peralatan sekaligus simulasi penanganan kebakaran hutan, kebun, dan lahan di Kabupaten Banyuasin. Giat tersebut bukan hanya menjadi rutinitas akan tetapi upaya sungguh-sungguh kita semua sebagai pemangku kepentingan agar dapat mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan, kebun, dan lahan dalam mewujudkan Kabupaten Banyuasin zero hotspot maupun zero firespot.
“Maka dari itu perusahaan perkebunan agar dapat melakukan langkah-langkah antisipasi terkait penanganan kebakaran hutan, kebun, dan lahan diwilayah perusahaan perkebunan di radius 5 (lima) km diluar wilayah konsesi masih menjadi tanggung jawab pihak perusahaan, terutama desa-desa penyangga disekitar wilayah perkebunan agar menjadi prioritas bagi perusahaan perkebunan melalui CSR (corporate social responsibility).
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banyuasin sekaligus Sekretaris Daerah Erwin Ibrahim mengatakan, telah kita ketahui bahwa berdasarkan informasi perkiraan cuaca dari BMKG Sumsel khususnya Kabupaten Banyuasin puncak musim kemarau pada Tahun 2025 akan terjadi pada periode akhir bulan Juni sampai bulan September ini.
“Untuk itu, kita semua perlu mengambil langkah-langkah kongkrit guna mengatasi terjadinya kebakaran hutan, kebun, dan lahan. Selain itu juga kita memiliki empat bencana yaitu karhutla, lahat gambut, banjir disertai angin puting beliung, dan korban hewan buas maka dari itu kita harus cegah dan bergerak khususnya dibidang perkebunan untuk mewaspadai bencana tersebut terjadi,” ujarnya. (tri)