Sementara itu, laporan Google, Temasek, dan Bain and Company bertajuk ‘e-Conomy SEA 2023’ memprediksi GMV e-commerce Asia Tenggara naik 6% secara tahunan atau year on year (yoy) dari US$ 130 miliar menjadi US$ 139 miliar tahun ini.
Jika merujuk pada data tersebut, maka nilai GMV masing-masing platform e-commerce di Asia Tenggara sebagai berikut:
TikTok Shop 13,9% atau US$ 19,3 miliar (Rp 302 triliun)
Shopee 45,9% atau US$ 63,8 miliar (Rp 999 triliun)
Tokopedia 14,2% atau US$ 19,7 miliar (Rp 308 triliun)
Lazada 17,5% atau US$ 24,3 miliar (Rp 380 triliun)
Lainnya 8,6% atau US$ 11,9 miliar (Rp 184 triliun)
Dengan demikian, transaksi gabungan Tokopedia dan TikTok Shop diperkirakan Rp 610 triliun tahun ini. Nilainya masih di bawah Shopee Rp 999 triliun.
Sementara itu, rincian transaksi TikTok Shop, Tokopedia, Shopee, Lazada, dan Bukalapak secara spesifik sebagai berikut:
1. Transaksi Tokopedia dan TikTok
GoTo Gojek Tokopedia telah mengumumkan laporan keuangan kuartal III. Khusus kinerja Tokopedia pada kuartal III atau Juli - September sebagai berikut:
Transaksi bruto atau GTV Tokopedia selama Januari - September turun 9% yoy. Anak usaha GoTo ini menambah biaya insentif dan promosi 2%, sehingga GTV kuartal III naik 6% qtq menjadi Rp 62 triliun.
Sementara itu, Momentum Works mencatat, Indonesia menyumbang sepertiga transaksi TikTok Shop. “TikTok Shop mencatatkan hampir tiga juta order per hari sebelum tutup di Indonesia,” kata Momentum Works dalam laporan, tiga pekan lalu (8/11).
Momentum Works yakin TikTok Shop tidak akan keluar dari Indonesia, karena pasarnya yang besar.
TikTok Shop tutup di Indonesia pada 4 Oktober, sepekan setelah Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 31 Tahun 2023 terbit pada 27 September. Regulasi ini melarang fitur e-commerce dan media sosial dalam satu aplikasi.
2. Transaksi Shopee