Apindo Sebut Hilirisasi Hingga UMKM Jadi Agenda Strategis Pacu Ekonomi

Kamis 19 Dec 2024 - 18:48 WIB
Reporter : asifardiansyah
Editor : asifardiansyah

JAKARTA, KORANRADAR.ID  Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyatakan pemajuan hilirisasi, ekonomi digital, industri hijau, swasembada pangan, dan penguatan UMKM menjadi agenda strategis pemerintah yang bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Ketua Umum Apindo Shinta Kamdani di Jakarta, Kamis menyatakan tahun 2025 menjadi periode yang penting bagi ekonomi Indonesia, di mana berbagai peluang dan tantangan akan menentukan arah pertumbuhan ekonomi ke depannya.

"Untuk memastikan Indonesia dapat mencapai pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan, agenda strategis harus dijalankan dengan terarah," ujarnya.

Untuk hilirisasi, dikatakan Shinta merupakan salah satu kunci utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Ia menilai dengan 21 komoditas prioritas yang dilakukan saat ini, menjadikan Indonesia memiliki cadangan dan produksi unggulan di tingkat dunia. Sehingga pemerintah mempunyai posisi penting untuk menargetkan diri sebagai pemimpin pasar (market leader) di berbagai komoditas hilirisasi.

Ia menyatakan, program hilirisasi dapat secara signifikan memperbaiki keseimbangan neraca perdagangan Indonesia dan mengurangi ketergantungan terhadap komoditas impor.

"Sehingga memperkuat struktur ekonomi yang lebih berkelanjutan dan resilient," kata dia.

Sementara ekonomi digital, Apindo memproyeksikan pada tahun 2025 akan tumbuh pesat karena didukung populasi dan penetrasi internet hampir 80 persen. Adapun nilai sektor ini pada tahun depan mencapai 130 miliar dolar AS.

Lebih lanjut, ia mengatakan industri hijau memiliki potensi besar untuk mendorong transformasi ekonomi. Meski demikian penerapan industri hijau masih menghadapi tantangan investasi yang rendah.

Oleh karena itu, Apindo menyatakan perlu dukungan pemerintah seperti kompensasi biaya awal melalui insentif fiskal, kerja sama dengan lembaga keuangan dan penyesuaian tingkat suku bunga bagi proyek hijau, serta pengembangan regulasi yang konsisten.

Sedangkan untuk agenda swasembada pangan, ia menyatakan sektor pertanian Indonesia harus mampu mengatasi perubahan struktural signifikan, mengingat kontribusi sektor ini terhadap PDB turun lebih dari 30 persen pada 1970-an menjadi hanya 12,53 persen pada tahun 2023.

Meskipun melibatkan lebih dari 27 persen tenaga kerja nasional, produktivitas pertanian Indonesia rata-rata hanya 5,29 ton per hektare, atau masih tertinggal dibandingkan negara tetangga seperti Vietnam yang mencapai 6,1 ton per hektare, dan China 6,5 ton per hektare.

Untuk mewujudkan swasembada dan meningkatkan daya saing pertanian, pihaknya merekomendasikan empat langkah strategis utama, yakni membangun kemitraan petani melalui model inclusive closed-loop untuk memastikan integrasi hulu-hilir yang lebih baik, serta menciptakan narasi tunggal pertanian dengan satu kata dan satu data guna mendukung perencanaan yang lebih akurat

Selanjutnya, mendorong adopsi bibit unggul, mekanisasi, dan teknologi digital untuk meningkatkan produktivitas, serta memperkuat dukungan pemerintah dalam pengembangan infrastruktur, pembiayaan pasca panen, dan subsidi pupuk yang adil.

Adapun agenda penguatan UMKM, dijelaskan Shinta harus dilakukan secara konsisten dan terarah dengan pendekatan pentahelix, mengingat kontribusi UMKM yang mencapai 61,9 persen terhadap PDB dan menyerap hingga 97 persen tenaga kerja lokal. (ant)

Kategori :

Terpopuler

Kamis 19 Dec 2024 - 22:33 WIB

Sejarah Teh, Tiongkok

Kamis 19 Dec 2024 - 22:30 WIB

Asal Usul Papan Nama Sembahyang Leluhur

Kamis 19 Dec 2024 - 22:34 WIB

Masakan Tionghoa yang Cocok di Indonesia

Kamis 19 Dec 2024 - 22:31 WIB

Sumpit, Cara Pemakaian, Arti dan simbol

Terkini

Kamis 19 Dec 2024 - 22:35 WIB

Kisah Perjuangan Zheng Cheng Gong

Kamis 19 Dec 2024 - 22:35 WIB

Imlek, Pesta Petani Sambut Musim Semi

Kamis 19 Dec 2024 - 22:34 WIB

Masakan Tionghoa yang Cocok di Indonesia

Kamis 19 Dec 2024 - 22:33 WIB

Sejarah Teh, Tiongkok