BANYUASIN, KORANRADAR.ID - Kemampuan menangani bencana kebakaran yang tepat sudah semestinya harus dimiliki berbagai kalangan.
Membekali kelompok UMKM yang lahir dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Belida Musi Lestari kecakapan mitigasi bencana kebakaran menjadi keahlian yang wajib dikuasai.
Apalagi, bagi kelompok yang aktif melakukan kegiatan produksi yang bersentuhan langsung dengan api seperti Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Jasmine Suger.
Merespons hal tersebut, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU III Plaju menggandeng perwira dari fungsi Health, Safety, Security, and Environment (HSSE) untuk menggelar pelatihan pemadaman api dengan mengggunakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) bagi 15 anggota UMKM tersebut.
BACA JUGA:Kilang Pertamina Plaju Fasilitasi Pelatihan Digitalisasi Branding Produk bagi UMKM Jasmine Suger
BACA JUGA:Pertamina Peduli Karhutla Serahkan Bantuan Rp500 Juta ke BPBD Sumsel
Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan keterampilan praktis dalam menangani potensi kebakaran, khususnya di area dapur dan tempat produksi UMKM.
Pjs Area Manager Communication, Relations & CSR RU III Plaju PT Kilang Pertamina Internasional, Perliansyah menjelaskan dalam upaya pemberdayaan UMKM pembekalan kemampuan mitigasi bencana merupakan salah satu komitmen untuk memperkuat keamanan usaha.
“Pelatihan penggunaan APAR ini penting agar para pelaku usaha memiliki kesiapan dalam menghadapi situasi darurat, terutama saat beroperasi di lingkungan produksi yang penuh risiko,” jelasnya, Rabu (23/10/2024).
Selama pelatihan berlangsung, anggota kelompok yang rutin memproduksi olahan kerupuk tulang ikan patin dan lele serta nugget ikan ini berkesempatan untuk praktik langsung mengenai teknik pemadaman menggunakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR).
BACA JUGA:4 Kali Berturut- turut, Kilang Pertamina Plaju Raih Penghargaan Subroto Award 2024
Para peserta diajarkan cara mengenali sumber api, memilih metode pemadaman yang tepat, dan melakukan langkah evakuasi dengan cepat dan aman.
Tak hanya itu, pelatihan ini juga menekankan pentingnya pemeriksaan rutin terhadap peralatan yang rawan memicu kebakaran, seperti kompor gas dan instalasi listrik.
“Meskipun seluruh anggotanya perempuan atau ibu-ibu tetap harus mempunyai kemampuan memadamkan api. Harus sigap saat ada potensi kebakaran di dapur,” ujar Perliansyah.