Pertarungan Lucianty VS Toha Bakal Sengit
Editor: Swan
|
Senin , 19 Aug 2024 - 14:38
Cabup Lucianty dan M Toha bakal bertarung di Pilbup Muba -Dokumen -
PALEMBANG, KORANRADAR.ID - Pertarungan calon bupati Muba antara Lucianty dan M Toha di Pilkada Muba november mendatang bakal sengit.
Namun pada pilkada Kali ini sebagian besar terlihat tidak memajukan kader-kader terbaiknya yang akan maju bertarung di Pilkada Muba 2024, melainkan hanya orang-orang tertentu.
Pengamat politik yang juga Dosen Ilmu Politik Stisipol Candradimuka Palembang Ade Indra Chaniago mengatakan, saat ini partai sekarang cenderung hanya memikirkan kekuasan.
‘Inilah dilema hari ini, ketika partai orientasinya kekuasaan dan berbicara kekuasaan, pastinya menang dan itu mungkin salah satu pertimbangannya sejumlah partai mengusung Lucianty,"kata Ade, Senin 19 Agustus 2024.
Pengamat politik yang juga Dosen Ilmu Politik Stisipol Candradimuka Palembang Ade Indra Chaniago mengatakan, saat ini partai sekarang cenderung hanya memikirkan kekuasan.
‘Inilah dilema hari ini, ketika partai orientasinya kekuasaan dan berbicara kekuasaan, pastinya menang dan itu mungkin salah satu pertimbangannya sejumlah partai mengusung Lucianty,"kata Ade, Senin 19 Agustus 2024.
BACA JUGA:Jokowi Copot Dua Menteri PDI Perjuangan
Dosen Ilmu Politik Stisipol Candradimuka Palembang ini juga mengatakan dengan tidak majunya mantan Penjabat (Pj) Bupati Muba Apriadi yang tidak mendapat dukungan partai membuat partai lainnya mengalihkan dukungan ke Hj Lucianty.
“Apalagi Apriadi tidak bisa maju sebagai kans lawan berat selama ini, membuat partai lain merapat kepada yang bakal menang saja,” katanya.
Lanjutnya jika mau bicara calon kepala daerah yang ideal, saat ini agak susah dan itu dilemanya yang terjadi kini.
Sehingga dengan kalkulasi uang yang ada, Pilkada Muba kemungkinan hanya diikuti maksimal dua pasangan calon saja nantinya.
“Yang pasti tidak ada poros baru, karena tersisa 11 kursi dan klaim Lucianty sudah ngantongi 34 kursi meski PDIP belum. Jadi sah- sah saja, dan kita lihat paling prinsip di Muba Apriadi yang punya peluang mengalahkan Lucianty, dengan tidak maju kontestasi maka asumsi itu tidak berlaku lagi, melainkan dengan sendirinya otomatis gugur. Kemudian ada tokoh baru (Toha) dia merasa dapat partai, dan tidak perlu Apriadi sehingga jalan sendiri pilihan dia,” ungkapnya.
Dosen Ilmu Politik Stisipol Candradimuka Palembang ini juga mengatakan dengan tidak majunya mantan Penjabat (Pj) Bupati Muba Apriadi yang tidak mendapat dukungan partai membuat partai lainnya mengalihkan dukungan ke Hj Lucianty.
“Apalagi Apriadi tidak bisa maju sebagai kans lawan berat selama ini, membuat partai lain merapat kepada yang bakal menang saja,” katanya.
Lanjutnya jika mau bicara calon kepala daerah yang ideal, saat ini agak susah dan itu dilemanya yang terjadi kini.
Sehingga dengan kalkulasi uang yang ada, Pilkada Muba kemungkinan hanya diikuti maksimal dua pasangan calon saja nantinya.
“Yang pasti tidak ada poros baru, karena tersisa 11 kursi dan klaim Lucianty sudah ngantongi 34 kursi meski PDIP belum. Jadi sah- sah saja, dan kita lihat paling prinsip di Muba Apriadi yang punya peluang mengalahkan Lucianty, dengan tidak maju kontestasi maka asumsi itu tidak berlaku lagi, melainkan dengan sendirinya otomatis gugur. Kemudian ada tokoh baru (Toha) dia merasa dapat partai, dan tidak perlu Apriadi sehingga jalan sendiri pilihan dia,” ungkapnya.
BACA JUGA:PDIP Tak Mempersoalkan PPP dan Perindo Gabung KIM
Diakuinya jika berbicara kandidat, nama Toha Tohet dirasa belum ada pengalaman, berbeda dengan Lucianty yang punya pengalaman sebagai anggota DPRD dan ketua PKK (ibu darma wanita).
Ketika partai orientasi kekuasaan dan diperparah partai tidak punya kader seperti inilah, disisi lain Lucianty punya pengalaman sehingga jadi pertimbangan PKS mengarahkan dukungan ke Lucianty,” lanjutnya.
Meski begitu, Toha Tohet tidak bisa dikatakan sebagai ‘boneka’, sebab jika menyatakan maju dalam kontestasi Pilkada sudah ada hitung- hitungan nya untuk peluang menang.
“Kalau Toha Tohet di bilang boneka tidak mungkin, karena memantapkan maju pasti sudah ada hitung-hitungan dan beda dengan pertarungan dengan Apriadi (birokrasi atau vote grade kelompok yang mempengaruhi masyarakat lainnya karena lebih cerdas sebab birokrat), dengan Toha tidak ada yang bisa dipengaruhi birokrat, karena belum ada pengalaman. Nah, yang mempengaruhi nanti isi tas, siapa banyak duit tapi duitnya juga nyampai yang akan menang, karena cenderung kesini timses saja sukses,"elasnya.
Dengan kondisi seperti itu, Ade menilai semua kandidat yang berlaga di Pilkada Muba 2024 nanti memiliki peluang yang sama untuk menang, meski ada kandidat yang mendominasi dukungan parpol.
“Sekarang tinggal masyarakat di hadapkan pada pilihan cenderung yang mana. Kita mengingatkan kepada masyarakat, siapa kandidat yang memiliki program yang bisa menjawab kebutuhan masyarakat kedepan. Kedua lihat track record masing-masing kandidat, karana tidak ada pilihan saat ini, artinya kalau semua bagus pilih yang paling bagus, kalau semua jelek pilih yang agak jelek,"katanya.
Disisi lain, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengungkap tiga alasan memilih mengusung Hj Lucianty sebagai bakal calon Bupati Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) 2024.
Hal tersebut diungkap Ketua Dewan Pimpinan Tingkat Cabang (DPTB) PKS Kabupaten Muba, Musheni S. Pd.I.
Menurut Musheni salah satu alasan karena faktor hasil survey internal PKS. Dimana nama Hj Lucianty menempati urutan pertama untuk calon Bupati Muba 2024.
Hj Lucianty dalam survey menempati elektabilitas dan popularitas tertinggi diantara nama-nama bakal calon Bupati lainnya di Bumi Serasan Sekate.
“Pertama secara elektabilitas dan popularitas beliau (Hj Lucianty) cukup tinggi dari hasil survey,”kata Musheni
Diakuinya jika berbicara kandidat, nama Toha Tohet dirasa belum ada pengalaman, berbeda dengan Lucianty yang punya pengalaman sebagai anggota DPRD dan ketua PKK (ibu darma wanita).
Ketika partai orientasi kekuasaan dan diperparah partai tidak punya kader seperti inilah, disisi lain Lucianty punya pengalaman sehingga jadi pertimbangan PKS mengarahkan dukungan ke Lucianty,” lanjutnya.
Meski begitu, Toha Tohet tidak bisa dikatakan sebagai ‘boneka’, sebab jika menyatakan maju dalam kontestasi Pilkada sudah ada hitung- hitungan nya untuk peluang menang.
“Kalau Toha Tohet di bilang boneka tidak mungkin, karena memantapkan maju pasti sudah ada hitung-hitungan dan beda dengan pertarungan dengan Apriadi (birokrasi atau vote grade kelompok yang mempengaruhi masyarakat lainnya karena lebih cerdas sebab birokrat), dengan Toha tidak ada yang bisa dipengaruhi birokrat, karena belum ada pengalaman. Nah, yang mempengaruhi nanti isi tas, siapa banyak duit tapi duitnya juga nyampai yang akan menang, karena cenderung kesini timses saja sukses,"elasnya.
Dengan kondisi seperti itu, Ade menilai semua kandidat yang berlaga di Pilkada Muba 2024 nanti memiliki peluang yang sama untuk menang, meski ada kandidat yang mendominasi dukungan parpol.
“Sekarang tinggal masyarakat di hadapkan pada pilihan cenderung yang mana. Kita mengingatkan kepada masyarakat, siapa kandidat yang memiliki program yang bisa menjawab kebutuhan masyarakat kedepan. Kedua lihat track record masing-masing kandidat, karana tidak ada pilihan saat ini, artinya kalau semua bagus pilih yang paling bagus, kalau semua jelek pilih yang agak jelek,"katanya.
Disisi lain, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengungkap tiga alasan memilih mengusung Hj Lucianty sebagai bakal calon Bupati Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) 2024.
Hal tersebut diungkap Ketua Dewan Pimpinan Tingkat Cabang (DPTB) PKS Kabupaten Muba, Musheni S. Pd.I.
Menurut Musheni salah satu alasan karena faktor hasil survey internal PKS. Dimana nama Hj Lucianty menempati urutan pertama untuk calon Bupati Muba 2024.
Hj Lucianty dalam survey menempati elektabilitas dan popularitas tertinggi diantara nama-nama bakal calon Bupati lainnya di Bumi Serasan Sekate.
“Pertama secara elektabilitas dan popularitas beliau (Hj Lucianty) cukup tinggi dari hasil survey,”kata Musheni