Kisah Inspiratif HMC Baryadi, Anak Petani yang Bisa Bangun 90 BPR
pengusaha Top Sumsel Dr HMC Baryadi MM--
PALEMBANG, KORAN RADAR.ID KARAKTER tangguh yang mendarah daging pada pria ramah ini, memang sudah lekat sejak ia masih muda. Tak mau putus asa dan menerima hidup begitu –begitu saja dari keluarga yang tergolong serba terbatas, kini Dr HMC Baryadi MM sudah menjadi sosok luar biasa sukses dan mau membagi cerita inspiratifnya kepada sesama.
Berawal dari sebuah koperasi simpan pinjam di tahun 1987, dengan kerja keras HMC Baryadi mengembangkan berbagai usaha mulai dari Bank Perkreditan Rakyat, pembiayaan otomotif, peternakan ayam, penggemukan sapi, perkapalan hingga hotel.
HMC Bariyadi terlahir dari keluarga sederhana. Ayahnya hanya seorang petani di Jogjakarta dan ibunya hanya sebagai ibu rumah tangga. Ekonomi keluarga yang tidak terlalu menguntungkan, membuat Baryadi muda berpikir untuk membantu meringankan beban ekonomi keluarganya.
Setamat SMEA Nusa Tempel di Jogjakarta sekitar tahun 1975, dia merantau ke Jakarta untuk mencari kerja. “Di Jakarta saya sempat luntang-lantung lama tak dapat kerja. Namun karena berusaha keras akhirnya saya dapat kerja di PT Unilever, sebagai sales keliling menawarkan produk,” ujar Baryadi ketika dibincangi.
Ketua Pujasuma Sumsel ini juga mengatakan, di PT Unilever ini, ia bekerja hanya enam bulan karena menurutnya di pekerjaan ini tidak cocok. Lalu, dia bekerja sebagai tata usaha di sebuah sekolah menengah. “Namun lagi, lagi pekjerjaan ini saya lakoni tidak begitu lama, cuma setahun karena tak ada titik cerahnya,” kata pria yang pernah jadi Anggota Normalisasi FIFA
BACA JUGA:HA Ramli Sutanegara SH MSi, Pelopor Kapal Cepat Palembang-Bangka 1990
Bosan kerja di Jakarta, tahun 1979 Baryadi merantau ke Lampung bekerja sebagai karyawan di sebuah koperasi simpan pinjam kepada masyarakat pedesaan. “Di sini saya bekerja selama dua tahun dan banyak belajar tentang koperasi yang merupakan tonggak awal usaha,” ujarnya.
Prinsip hidupnya yang ia pegang teguh, senang melihat orang bahagia dan susah melihat orang hidup menderita inilah membuatnya kian gigih mendapatkan yang terbaik untuk kehidupanya, agar bisa berbagi bahagian dengan banyak orang.
Setelah kerja di Lampung, pada tahun 1981 Baryadi belum juga puas, dan akhirnya kembali ke Jakarta untuk bekerja di sebuah perusahaan swasta sebagai tim audit. ”Saya bekerja di perusahaan audit ini cukup lama sekitar enam tahun, dari 1981 hingga akhir 1986,” terangnya.
Merasa ada sedikit modal dan berbekal pengalaman sebagai karyawan di koperasi Lampung, pada tahun 1987 dirinya merantau ke Palembang dan mendirikan sebuah koperasi simpan pinjam yaitu Koperasi Beringin.
“Saya mendirikan koperasi karena saat itu banyak sekali rentenir yang menjerat dan menyusahkan masyarakat hingga saya bertekad untuk membantu masyarakat mengatasi masalah rentenir tersebut,”ujarnya.
Satu tahun membuka usaha koperasi, sambung Baryadi, ternyata respon masyarakat cukup banyak hingga usaha tersebut berkembang pesat. ”Jujur saya tak percaya dengan respon masyarakat Palembang dengan usaha koperasi saya,”katanya
Di tahun 1988 pemerintah mengeluarkan peraturan paket Oktober dimana isinya masyarakat boleh mendirikan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). “Kesempatan ini tidak saya sia-siakan. Dengan segenap kemampuan, saya lalu mendirikan lima unit BPR sekaligus, yaitu BPR Rapat Ganda di Pangkalan Balai, Tahap Ganda di Prabumulih, BPR Irganda di Tanjung Raja, dan dua BPR lagi di Jambi,” beber mantan Manajer SFC ini.
Dari 5 BPR ini usahanya terus berkembang tiap tahun hingga kini jumlah BPR yang sudah dibangunnya mencapai 35 kantor pusat dengan 90 kantor cabang dan ratusan kas pembantu di seluruh Indonesia. “Semua berkat kerja keras,”katanya.