Gerakan Ramah Lingkungan di Desa Semambu Dengan Eco Enzyme
Gerakan Ramah Lingkungan di Desa Semambu Dengan Eco Enzyme--
INDRALAYA, RP- Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dengan judul “Pendampingan Pengelolaan Secara Matematika Pada Penanaman Bayam Brazil Pada Tanah Yang Rentan Banjir Atau Tanah Tandus, Solusi Tanam Dan Pengaplikasiannya Menggunakan Eco Enzyme”, pada Jum’at (30/8/2024) di Desa Pulau Sernambu Kec. Indralaya Utara Berlangsung dengan lancar dan sukses.
Tim pelaksana kegiatan terdiri dari Dosen, mahasiswa FMIPA jurusan Matematika Universitas Sriwijaya , dan warga Desa Semambu, Indralaya Utara. Dosen-dosennya antara lain adalah: ketua tim, Dr. Fitri Maya Puspita, M.Sc serta Dr. Sisca Octarina, S.Si, M.Sc, Dr. Evi Yuliza, S.Si., M.Si, Dr. Laila Hanum, S.Si, M.Si, alumni : Robeah Aryani, SE dan Farah Nabilah Tampubolon, S.Si, dan 9 mahasiswa : Ayu Nursafitri, Venty, Tri Handayani, Fidella Oktariana, Dewi Lisandra, Reza Andeka, Yolanda Fitria Wulan sari, dan Destia Maharani.
Pada kunjungan ketiga di tahun 2022, tim pendampingan akan melanjutkan upayanya untuk memperkuat teknik pengelolaan pertanian berbasis matematika bagi petani bayam brazil di daerah rawan banjir dan kondisi tanah yang buruk. Kunjungan tersebut fokus pada implementasi dan evaluasi teknik penanaman yang disesuaikan dengan kondisi tanah serta penerapan eco-enzyme sebagai solusi peningkatan kualitas pertanian di wilayah tersebut.
Ujar Fitri, “Yang menarik dari pengabdian tahun ini adalah kombinasi penanaman bayam brazil, menggunakan media yang sederhana dan economis, dan pengaplikasian eco-enzyme sebagai alternatif pertumbuhan tanaman di tanah yang kering. Eco-enzyme menarik perhatian warga sekitar karena proses pembuatannya yang sederhana dan bahan-bahan seperti sisa sayur dan buah sudah tersedia. Ketertarikan warga sekitar terletak pada fakta bahwa eco-enzyme tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga memiliki manfaat nyata bagi pertumbuhan tanaman. Dengan melibatkan warga dalam produksi eco-enzyme, tim pendampingan berharap praktik ini dapat dilanjutkan oleh masyarakat secara sukarela bahkan setelah program pendampingan berakhir.
Selain itu, eco-enzyme yang digunakan tidak hanya membantu memperbaiki struktur tanah, tetapi juga meningkatkan penyerapan air dan memberikan nutrisi tambahan yang dibutuhkan tanaman dengan mengalirkan campuran air dan eco-enzyme melalui pengaplikasian kain flanel dan tali sumbu. Dengan demikian, bayam brazil dapat tumbuh di tanah yang rawan banjir atau tanah yang kering. Program ini juga mengajarkan warga sekitar bagaimana menggunakan eco-enzyme sebagai alternatif pupuk kimia yang lebih ramah lingkungan. Dalam kunjungan kali ini, tim pelaksana memberikan perhitungan rasio campuran eco-enzyme terhadap air dengan perbandingannya 5 liter air : 1 ml eco-enzyime. Selain itu, tim juga mendemonstrasikan teknik pengairan dengan sistem irigasi sederhana yang menggunakan kain flanel dan tali sumbu sebagai media penyalur air dan unsur hara. Fungsi tali sumbu membantu menjaga kelembaban tanah secara konstan, mengurangi kebutuhan akan irigasi manual yang berlebihan dan mengoptimalkan penggunaan air. Hal ini sangat berguna karena melalui teknologi ini tidak hanya menghemat air, tetapi juga memastikan tanaman terus mendapat nutrisi yang cukup.
Teknologi ini terbukti efisien, terutama ketika mengelola wilayah dengan kondisi air terbatas atau tanah rawan kekeringan. Sistem penanaman yang diterapkan juga menggunakan kain flanel dan tali sumbu sebagai alat untuk irigasi tanaman. Kain flanel dipotong dan diletakkan di bawah pot atau wadah tanam sebagai alat kapiler yang dapat menarik air dan campuran eco-enzyme dari wadah air di bawahnya. Tali sumbu yang terhubung ke kain flanel berfungsi sebagai saluran air yang menyuplai nutrisi langsung ke akar tanaman. Sistem ini sangat berguna di area dengan tanah kering, karena kain flanel dan tali sumbu membantu menjaga kelembaban tanah secara konsisten, mengurangi kebutuhan penyiraman manual yang berlebihan, dan mengoptimalkan penggunaan air. Teknik ini tidak hanya menghemat air tetapi juga memastikan tanaman menerima nutrisi yang cukup secara terus-menerus. Keberhasilan penanaman bayam brazil dengan teknik ini menunjukkan bahwa keterlibatan komunitas merupakan kunci dalam mencapai hasil yang optimal. Melalui kolaborasi antara tim pendampingan dan warga desa, program ini tidak hanya membawa inovasi pertanian yang berkelanjutan, tetapi juga memperkuat ikatan sosial di antara warga. Ini menjadi bukti bahwa dengan gotong royong dan pembelajaran bersama, tantangan pertanian di wilayah yang sulit sekalipun dapat diatasi dengan solusi yang inovatif dan partisipatif.
Secara keseluruhan, program ini bertujuan tidak hanya untuk meningkatkan produktivitas pertanian, namun juga untuk menciptakan sistem pertanian yang lebih adaptif, efisien dan berkelanjutan. Dengan mengintegrasikan pendekatan matematis dan teknologi ramah lingkungan seperti eco-enzyme, para warga di Desa Pulau Sernambu telah membuktikan bahwa tantangan kondisi tanah yang buruk dapat diatasi dengan inovasi dan kemauan untuk berubah. Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi petani di daerah lain untuk terus berinovasi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang semakin dinamis.