Pemdes Telatang Gelar Rembuk Stunting

Dalam upaya menurunkan angka stunting di Kabupaten Lahat, pemerintah desa Telatang Kecamatan Merapi Barat menggelar rembuk stunting, kegiatan tersebut berlangsung di Gedung Serbaguna kebanggaan warga Desa Telatang, Selasa, (06/08/24).--

LAHAT, KORANRADAR.ID – Dalam upaya menurunkan angka stunting di Kabupaten Lahat, pemerintah desa Telatang Kecamatan Merapi Barat menggelar rembuk stunting, kegiatan tersebut berlangsung di Gedung Serbaguna kebanggaan warga Desa Telatang, Selasa, (06/08/24).

Dalam rembuk tersebut pihaknya melibatkan, pihak kecamatan Merapi Barat, Kapus Merapi II, BPD, Kader Posyandu, Kader PKK, PD, PLD , Kader PAUD, Bidang desa, Babinsa serta Bhabinkamtibmas.

Kepala Desa Telatang Hedi Marlian dalam sambutannya mengatakan, dalam rembuk stunting tersebut, dirinya meminta kepada para peserta rembuk untuk memberikan berbagai usulannya guna pencegahan stunting yang nantinya hasil dari rembuk tersebut akan dibahas dalam RKPDes tahun 2025.

“Semoga rembuk ini dapat menghasilkan usulan yang baik dapat terlaksana semuanya dan stunting ini dapat teratasi,” kata Kades.

Selain itu, dalam kesempatan tersebut pihaknya juga melakukan Musyawarah desa dalam rangka menentukan penetapan BPJS Ketenagakerjaan pekerja rentan Desa siapa saja yang bakal layak untuk menerima.

Sementara itu, Camat Merapi Barat Drs. Erlambang, MM diwakili oleh Kasi Ekobang, Gunawan, SE., menyampaikan rembuk stunting merupakan salah satu rangkaian pramusyawarah desa untuk penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Desa tahun 2025, juga menjadi amanat Pemerintah Kabupaten Lahat terhadap pemerintah desa agar memprioritaskan penggunaan dana desa tahun 2025 untuk pencegahan dan penanganan stunting.

dr. Rheni Yunita, kepala Puskesmas Merapi II mengatakan, terkait stunting di Desa Telatang sementara ini tidak ada atau nol.

dr. Rheni juga memberikan pemahaman apa itu stunting,, menurutnya, menilai anak stunting itu dinilai dari tinggi badan anak disandingkan dengan data umurnya, bukan dari anak itu pintar, sehat atau orangtuanya mampu atau tidak mampu.

Kami dari dinas kesehatan ini cuma melihat dari tinggi badan dan umur, setelah pengukuran badan dan disandingkan umur si anak, maka dimasukkan dalam aplikasi, setelah itu baru terbaca bahwa anak itu stunting atau tidak, jelasnya.

“Dan kami dari puskesmas bagi anak yang terkena stunting akan mendapatkan snak untuk anak yang gizi kurang, dan dana itu baru untuk makanan tambahan saja blum ada untuk uang transportnya,” katanya.

Selanjutnya, ketua BPD meminta agar para peserta rembuk dapat memprioritaskan apa saja yang bakal diusulkan dan nanti usulan tersebut akan dibahas dalam Musyawarah Desa. (man)

Tag
Share