UMKM Binaan Rumah Zakat Kripik Uni Arnis Rasanya Bikin Nagih

Kripik Uni Arnis Khas Minang salah satu dari 28 produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) binaan Rumah Zakat Sumsel.--

PALEMBANG, KORANRADAR.ID - Kripik Uni Arnis Khas Minang salah satu dari 28 produk Usaha Mikro Kecil  dan Menengah (UMKM) binaan Rumah Zakat Sumsel yang punya rasa menggelitik lidah.

Kekuatan bumbu kuning racikan Arnis Koto, perempuan asal Solok ini benar-benar lekat di mulut. Belum lagi, cita rasa yang gurih dengan tekstur yang renyah bikin pelanggan ketagihan.

Uni, biasa ia disapa menjelaskan, usaha keripik sudah ia lakoni dari tahun 2000 lalu. Awal mula ia menawarkan varian keripik cabai khas Minang dengan sensasi pedas. Seiring waktu, ia mulai membuat varian lainnya yakni keripik original dan bumbu kuning.

“Dari ketiga varian ini, paling banyak diminati pelanggan itu varian bumbu kuning, karena rasanya gurih. Selain itu tambahan irisan daun kunyit dan daun jeruk itu bikin tambah sedap,” ujarnya saat dibincangi, Senin 5 Agustus 2024.

BACA JUGA:Rumah Zakat Gelar Lomba Mewarnai Festival Muharram

Untuk harga jual, keripik cabai dan bumbu kuning dibanderol dengan harga Rp60.000,  keripik original Rp50.000 per kilogram.

Disebutkan Uni, proses pembuatan keripik dilakukan dua kali dalam seminggu dengan sekali produksi sebanyak 15 kg. Jumlah ini meningkat apabila ada pesanan khusus atau jelang Lebaran.

“Paling banyak pesanan pas mau Lebaran. Biasa kan mereka makan lontong pakai keripik. Kalau untuk hari-hari biasa, Uni biasa nerima pesanan dari pedagang sate Padang, dan lainnya,” urainya.

Sementara Ikhsan, penanggung jawab Program Pemberdayaan Ekonomi Rumah Zakat Sumsel menambahkan, Kripik Uni Arnis termasuk salah satu UMKM binaan Rumah Zakat Sumsel yang saat ini sudah berkembang cukup pesat.

BACA JUGA:Rumah Zakat Salurkan Kaki Palsu ke Syamsul Bahri Warga Desa Upang Banyuasin

“Kita dari awal sudah memberikan pendampingan, pemberian modal, sarana, legalitas, dan lainnya agar UMKM binaan Rumah Zakat bisa berkembang pesat, mandiri, dan fokus utama bisa mengentaskan kemiskinan,” urainya.

Dijelaskan Ikhsan, untuk pemilihan UMKM sendiri, pihaknya melihat dari beberapa sudut pandang seperti potensi pasar, produk, termasuk pelaku UMKM sendiri apakah bisa dibina atau tidak.

Setelah itu lanjutnya, pihaknya secara bertahap akan melakukan beberapa proses awal seperti melakukan survei, komitmen awal sesuai kriteria, baru kemudian diberikan program, modal awal, sarana, legalitas, dan lainnya.

“Tiap bulan kita kontrol dan lakukan evaluasi. Kita lihat kas keuangannya, apakah meningkat atau malah menurun. Kita cari tau apa penyebabnya, apakah momen atau produksinya. Jadi semua kita perhatikan,” tutupnya.

Tag
Share