Sambut Hari Bacang, Kelenteng Hoei Hoen Tong Bagikan Minyak Obat, Terbuat dari 80 Jenis Tumbuhan
sembahyang bakcang di kelenteng Hoei Hoen Tong atau kelenteng Minyak Palembang--
PALEMBANG, KORANRADAR ID - Menyambut puncak sembahyang bacang yang jatuh pada tanggal 5 bukan 5 penanggalan lunar atau 11 Juni 2024, Kelenteng Hoei Hoen Tong atau biasa disebut Kelentang Minyak membagikan minyak Kongkong atau minyak obat secara gratis pada warga. Hadir pada sembahyang Bacang di kelenteng yang beralamat di Jalan A Kadir 13 Ulu Palembang tersebut Pembimas Buddha Kemenag Sumsel Aris Cahyanto, penyelenggara agama Buddha Kemenag Palembang Puji Purwaningsih, Ketua Walubi Sumsel Tjjk Harun SE SH MH, Ketua Majelis Rohaniawan Tridharma Komda Sumsel Chandra Husin, Ketua PTITD Komda Sumsel yang ,Ketua Kelenteng Hoei Hoen Tong Akhe dan pengurus Tridharma diantaranya Suwardi Kasim dan Ahua.
Ketua Majelis Rohaniawan Tridharma Komda Sumsel, Chandra Husin mengatakan ritual pembuatan dan pembagian minyak obat diadakan setiap tahun bertepatan dengan upacara acara Bakcang. “Tahun ini jatuh pada tanggal 11 Juni 2024,” kata Chandra, Senin, 11 Juni 2024.
Lebih lanjut Chandra menjelaskan minyak obat tersebut merupakan campuran 80 macam tumbuhan obat yang dimasak hingga mengeluarkan aroma khas yang dibagikan untuk warga secara gratis. “Proses pembuatannya di lakukan Minggu, 10 Juni 2025 mulai pukul 20.00 wib malam melalui beberapa kali ritual dan menghadirkan 4 orang tatung. Setelah ritual baru minyak dimasak dan dicampur dengan 80 macam tumbuhan obat tersebut,” ujarnya.
Chandra juga menjelaskan, Sembahyang Bacang dilakukan masyarakat tionghoa pada setiap tanggal 5 bulan 5 dalam kalnder Imlek, yang pada tahun ini bertepatan dengan tanggal 11 Juni 2024. Bacang sendiri merupakan makanan tradisional masyarakat Tionghoa yang terbuat dari ketan yang dibungkus dengan daun pisang berbentuk prisma segi empat. Biasanya bacang berisi daging, kacang merah, jamur, dan kuning telur asin. “Bacang sering disajikan dan dikonsumsi dalam perayaan Hari Bakcang atau Hari Peh Cun,” katanya. Adapun makna dari sembahyang bacang ini adalah sebagai bentuk permintaan tolong kepada para dewa supaya terhindar dari xie (marah bahaya) agar bisa hidup bahagia. Sedangkan dari sejarahnya sembahyang bacang pertama kali dilakukan pada dinasti Zhou yang sudah berdiri sebelum Dinasti Qin yang dipimpin oleh Kaisar Qin Shi Huangdi atau The First Emperor.
Dikisahkan pada akhir dinasti Zhou, negara yang tersisa hanya 7. Kerajaan terkuat adalah Qin dan berniat mengambil 6 kerajaan lainnya.
Qu Yuan merupakan penasehat kaisar kerajaan Chu. Qu Yuan pun memberikan nasihat kepada Raja Chu untuk bersatu bersama 5 kerajaan yang lain supaya bisa melawan kerajaan Qin.
Akan tetapi nasihat yang diberikan pun diabaikan bahkan Qu Yuan pun disingkirkan. Qu Yuan pun sedih dan bunuh diri di sungai Miluo pada bulan 5 tanggal 5.
Jenazah Qu Yuan pun tidak ditemukan oleh penduduk. Karena jasad Qu Yuan takut dimakan oleh ikan, udang dan hewan lainnya, maka hewan air pun diberi makan bacang.