PHE dan ExxonMobil kerja sama CCS/CCUS di WK OSES
Penandatanganan Preliminary Agreement antara PT Pertamina Hulu Energi (PHE) dengan ExxonMobil terkait CCS/CCUS (carbon capture storage/carbon capture utilization storage) di Wilayah Kerja Energi Offshore South East Sumatera (OSES) dalam Indonesia Petroleu--
TANGERANG, KORANRADAR.ID - PT Pertamina Hulu Energi (PHE) selaku Subholding Upstream Pertamina melakukan Preliminary Agreement dengan ExxonMobil terkait CCS/CCUS (carbon capture storage/carbon capture utilization storage) di wilayah kerja PHE Offshore South East Sumatera (OSES).
"Sebagai bagian dari studi yang sedang dilakukan bersama, PHE dan ExxonMobil (esso Indonesia) akan melakukan pengeboran Appraisal dalam rangka pengambilan data yang nantinya data tersebut akan menjadi acuan untuk pengembangan CCS Hub Asri Basin,” ujar Direktur Pengembangan & Produksi Awang Lazuardi di Tangerang, Banten, Rabu. 15 Mei 2024
Peresmian tersebut berlangsung dalam Indonesia Petroleum Association Conference and Exhibition (IPA Convex) 2024 di Tangerang, Banten, Rabu.
Melalui penguatan kerja sama ini, PHE dan ExxonMobil akan mematangkan dan menyiapkan rancangan model komersial untuk pengembangan hub CCS/CCUS regional di wilayah kerja PT Pertamina Hulu Energi Offshore South East Sumatera (PHE OSES).
Adapun potensi yang dibidik melalui kerja sama ini adalah penyimpanan CO2 domestik dan internasional melalui Asri Basin Project CCS Hub yang berada di Wilayah Kerja PHE OSES. Preliminary Agreement ini berisikan tentang kegiatan pendahuluan sebelum pengeboran Appraisal well dilakukan.
Preliminary Agreement merupakan salah satu perjanjian turunan dari Head of Agreement (HoA) antara pihak ExxonMobil dengan Pertamina yang telah dilaksanakan pada tahun 2022.
Sebelumnya, studi bersama Pertamina dan ExxonMobil berhasil menemukan potensi penyimpanan karbon dioksida (CO2) dengan kapasitas hingga 3 giga ton yang ditemukan di lapangan migas Pertamina dengan nilai investasi mencapai 2 miliar dolar AS.
Ia mengatakan bahwa kapasitas penyimpanan tersebut mampu untuk menyimpan secara permanen emisi karbon seluruh Indonesia pada rata-rata saat ini hingga 16 tahun ke depan.
“Dengan semangat kebersamaan dalam menghadapi tantangan yang ada, implementasi CCS/CCUS di Indonesia diyakini akan dapat mendukung peningkatan produksi migas sekaligus mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK)," kata Awang.
Perjanjian tersebut ditandai dengan penandatanganan yang dilakukan langsung oleh Senior Vice President Business Development ExxonMobil Indonesia Egon van der Hoeven, dengan Direktur Pengembangan & Produksi PHE Awang Lazuardi.
Turut hadir untuk menyaksikan penandatanganan antara lain Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, President of ExxonMobil Low Carbon Solutions Asia Pacific Irtiza Sayyed, dan President of ExxonMobil Indonesia Carole Gall. (ant)