Yakin Investasi Hulu Migas 2024 Tembus Rp 285 Triliun
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi optimis target investasi USD 17,7 miliar atau Rp 285 triliun (kurs Rp 16.107) di industri hulu migas bisa tercapai.--
JAKARTA, KORANRADAR.ID - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), yakin target investasi USD 17,7 miliar atau Rp 285 triliun (kurs Rp 16.107) di industri hulu migas bisa tercapai.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto, awalnya menjelaskan bahwa proses transformasi industri hulu migas sedang menghadapi tantangan serius, mulai dari pandemi Covid-19 hingga ketegangan geopolitik antara Rusia dan Tiongkok. Alhasil, karena sejumlah persoalan itu, sebagian besar proyek eksplorasi migas yang sedang berjalan di Indonesia tertunda.
"Faktanya, terutama akibat pembatasan personel dan pergerakan baik serta inflasi biaya, kondisi ini telah menunda sebagian besar proyek penting yang kami miliki," ucap Dwi dalam agenda IPA Convention & Exhibition di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang, Selasa 14 Mei 2024.
Berdasarkan catatan pihaknya, jumlah produksi minyak dan gas Indonesia tertinggal dari target jangka panjang. Pada 2023, jumlah produksi minyak adalah 666 ribu barel per hari, adapun gas 5,373 juta standar kubik per hari (MMSCFD).
"Ini lebih rendah dari target perencanaan jangka panjang kami yaitu 691 barel minyak dan kemudian 6,332 juta kubik per hari. Artinya minyak tertinggal 12% dan gas tertinggal 15%," jelasnya.
Meski demikian, Dwi mengatakan pihaknya terus meninjau progres yang ada. Dan, karena dukungan stakeholder serta pemerintah, ia optimis target jangka panjang Indonesia dapat tercapai.
"Hal ini hanya dapat terjadi karena rencana strategis kami telah mendapatkan dukungan yang signifikan dari para pemangku kepentingan penting dan pemerintah," tuturnya.
Karenanya, Dwi mengatakan pihaknya optimis target investasi USD 17,7 miliar atau Rp 285 trilun tercapa. Ini 13% lebih tinggi dari target 2022 yang bertengger di angka USD 13,7 miliar atau Rp 220 triliun dan 5% di atas rencana jangka panjang.
Dwi mengungkap optimisme ini muncul dari masifnya aktivitas di industri hulu migas. Sebab pada 2023, jumlah pengeboran pengembangan sebanyak 799 Sumur meningkat 5% dari tahun 2022 dan 50% di atas rencana jangka panjang.
"Sedangkan pada tahun 2023, pengeboran eksplorasi sebanyak 38 sumur, ini meningkat 27% dari tahun 2022. Dari persamaan ini, sebenarnya kami juga menemukan sejumlah penemuan besar," pungkasnya. (dtf)