Bionos, Solusi Atasi Kelangkaan Pupuk
Bupati OKU Timur Ir H Lanosin MT saat meninjau lokasi pembuatan pupuk Bioenos di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah desa Minang Baru Kecamatan Buay Pemuka Peliung.--
MARTAPURA, KORANRADAR.ID - Masalah klasik yang sering menghantui petani adalah sulitnya mendapatkan pupuk saat musim tanam berlangsung. Keluhan petani inipun mulai teratasi dengan hadirnya pupuk organik cair (POC) Bionos. Nama bionos berasal dari bio yang artinya jenis bakteri pupuk cair yang bermanfaat untuk tanaman, sedangkan nos berasal dari kata enos yang artinya Ekonomi Naik OKU Timur Sejahtera.
Bupati OKU Timur Ir H Lanosin MT saat meninjau lokasi pembuatan pupuk Bioenos di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah desa Minang Baru Kecamatan Buay Pemuka Peliung mengatakan, pembuatan pupuk Bionos berasal dari limbah sampah masyarakat, yang dipisahkan antara sampah organik dan non organik lalu diurai dengan menambah berbagai bahan bakteri sehingga dapat diolah dengan alat komposter dan biopori bermanfaat untuk mengurangi sampah organik dalam skala besar sampah rumah tangga.
"TPA Martapura ini menjadi percontohan pembuatan pupuk organik cair yang diberi nama Bionos. Hadirnya pupuk bionos diharapkan mampu mengatasi kesulitan petani dalam mendapatkan pupuk," ujar Bupati.
Bupati melanjutkan bahwa nantinya juga akan dikembangkan teknologi serupa di 11 titik di OKU Timur dan mengimbau masyarakat untuk membuat Bank Sampah guna mendapatkan bahan baku untuk pembuatan pupuk cair tersebut. Dimana hasil dari teknologi ini yang berupa pupuk cair nantinya akan dibagikan kepada masyarakat dengan gratis. “Langkah ini untuk mendukung Program Sumsel Mandiri Pangan dan OKU Timur Merdeka Pangan di Hatinya Perempuan," ungkapnya.
Sementara Staf Khusus Bupati Bidang Pertanian H Sugeng Supriyanto SP MM menambahkan, alat komposter ini bekerja dengan cara merubah sampah organik menjadi pupuk kompos dengan bantuan bakteri pengurai.
“Alat Komposter ini menerapkan teknik pengomposan aerobik dan dapat menghasilkan 2 jenis pupuk yaitu pupuk cair dan pupuk kompos dalam waktu 3-4 minggu. Sedangkan, untuk biopori sendiri bermanfaat sebagai resapan air yang bisa meningkatkan kuantitas air dalam tanah,” jelasnya. (awa)