Jangan Kaget! Ini Dia Usia-Usia Paling Bahagia Menurut Para Peneliti

ILUSTRASI BAHAGIA--

KORANRADAR. ID - Kebahagiaan adalah sesuatu yang terus dikejar manusia. Sayangnya, banyak dari kita merasa, kebahagiaan itu sulit diraih atau cepat berlalu. Lalu, di usia berapa sesungguhnya kita merasa paling bahagia?

Para peneliti dari Jerman dan Swiss pernah menerbitkan penelitian di jurnal Psychological Bulletin pada 2023 bertajuk “The development of subjective well-being across the life span: A meta-analytic review of longitudinal studies.” Riset itu melibatkan lebih dari 460.000 partisipan dari berbagai negara dan budaya.

“Kami fokus pada evolusi tiga komponen penting dari kesejahteraan subjektif, yakni kepuasan hidup, kondisi emosi positif, dan kondisi emosi negatif,” ujar salah satu peneliti, Susanne Bucker, dikutip dari Vogue.

Para peneliti menemukan, ada usia tertentu saat orang merasa paling bahagia, yakni 70 tahun. Mereka juga menemukan, kebahagiaan sepanjang rentang hidup berada pada spektrum lembah dan puncak seiring berjalannya waktu. Kepuasan terhadap kehidupan menurun antara usia sembilan dan 16 tahun, meningkat hingga mencapai puncaknya pada usia 70 tahun, lalu menurun lagi hingga usia 96 tahun.

BACA JUGA:RAHASIA SEHAT TERBONGKAR! Cuma Jalan Kaki Tiap Hari, Penyakit Minggat, Badan Auto Langsing, Jantung Aman!

Para peneliti menyatakan, seseorang merasa paling bahagia di usia 70 tahun karena di umur tersebut kebanyakan orang tidak terlalu disibukkan dengan karier dan masalah materi, serta punya lebih banyak waktu untuk diri sendiri dan orang-orang yang dicintai. Ditambah lagi, para lansia ini merasa pengalaman yang paling sulit dalam hidup mereka telah dilalui.

Meski begitu, tak semua ilmuwan sepakat tentang usia pasti saat manusia merasa paling bahagia. Para peneliti di Harvard menyebut, usia 35 tahun adalah usia paling bahagia karena pada umur itu sebagian besar dari kita mulai menstabilkan hidup, mencapai puncak karier, dan punya ikatan sosial yang lebih kuat. Penelitian lainnya menyebut, usia 23 adalah yang paling bahagia karena kaum muda sering kali paling optimis dan percaya diri tentang masa depan.

Psikolog dan penulis Why Parents Matter: Parental Investment and Child (2000) Nigel Barber dalam Psychology Today menulis, kebahagiaan manusia adalah gabungan dari banyak pengaruh. Mulai dari peristiwa pribadi yang baik dan buruk hingga emosi positif dan negatif.

“Bukti telah lama menunjukkan, baik orang muda maupun tua lebih bahagia daripada orang setengah baya. Gagasan ini disebut sebagai hubungan berbentuk U terbalik antara kebahagiaan dan usia,” ujar Barber.

Menurutnya, fungsi berbentuk U itu nyata: orang yang lebih muda umumnya lebih bahagia, diikuti oleh orang tua, dan orang-orang yang berusia awal 50-an melaporkan diri mereka sebagai yang paling tidak bahagia.

Kebahagiaan, kata dia, menurun dari masa muda hingga usia paruh baya. “Jadi, orang-orang paling tidak bahagia pada usia sekitar 50 tahun, saat kepuasaan hidup mereka mulai membaik. Apa yang berubah antara masa muda dan usia paruh baya? Jelas, tidak banyak perubahan dalam hal keadaan hidup,” ujar Barber.

“Seseorang yang sukses dan sehat pada usia 50 tahun kemungkinan besar akan sukses dan sehat pada usia 55 tahun.”

Barber mengatakan, yang berubah bukan keadaan praktis seseorang, tetapi bagaimana perasaan mereka tentang kehidupan. Orang yang lebih tua mengubah cara mereka merasa tentang kehidupan. Mereka mengalami lebih sedikit penyesalan dan kekecewaan tentang kehidupan yang telah berjalan. Mereka menjadi lebih baik dalam mengatur emosi dan lebih sedikit memikirkan emosi negatif.

“Persaingan status menjadi kurang penting dan orang yang lebih tua kurang peduli tentang apa yang orang lain pikirkan tentang mereka,” tulis Barber.

Sementara itu, data tahun 2015 yang dirilis Kantor Statistik Nasional Inggris juga menunjukkan, orang yang lebih tua cenderung lebih bahagia.

Berdasarkan data Kantor Statistik Nasional Inggris, profesor emeritus di Universitas Sheffield Peter Warr dalam The Conversation menulis, antara usia sekitar 20 tahun dan usia 40 hingga 50 tahun, skor kebahagiaan rata-rata orang semakin rendah. Namun, setelah memasuki usia pertengahan, tren tersebut berbalik, sehingga kebahagiaan rata-rata menjadi semakin tinggi, dan mencapai titik jenuh saat orang berusia sekitar 70 tahun.

Menurut Warr, penelitian sudah menemukan, orang perlu memiliki pengaruh terhadap apa yang terjadi pada mereka dan apa yang mereka lakukan untuk menghindari tekanan. Namun, kesempatan untuk memengaruhi lingkungan sekitar bisa terganggu secara substansial di usia paruh baya karena tuntutan yang bertentangan dari orang lain dan peran yang diambil.

“Anda dapat merasa sangat terkekang oleh situasi,” kata Warr.

Bersama dengan aspek-aspek lain dari lingkungan seseorang, hal ini dapat menekan kebahagiaan di usia paruh baya. Lalu, kebahagiaan membaik setelah lewat usia paruh baya karena orang beralih ke tahap kehidupan yang berbeda, saat tuntutan terhadap waktu dan uang, ketidakpastian, dan sifat-sifat negatif lainnya cenderung menurun.

“Ketika anak-anak tumbuh dewasa, serta pekerjaan dan aktivitas lainnya menjadi mapan, maka kebahagiaan orang secara rata-rata meningkat,” tulis Warr.

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan