Aprilya Lestari, Tetap Konsisten Meski Harus Melewati Kegagalan

Aprilya Lestari--

PALEMBANG, KORANRADAR.ID – Kisah Aprilya Lestari wanita kelahiran Palembang 3 April 1996 bisa menjadi inspirasi. Memiliki semangat juang yang tinggi untuk kuliah di Amerika meski sempat gagal hingga lima kali.

 

"Saya pernah gagal lima kali dalam mendaftar beasiswa. Tapi saya percaya kegagalan bukan akhir, melainkan jalan menuju versi terbaik dari diri kita. Pada akhirnya saya mendapat dua beasiswa ke Amerika," kata Aprilya beberapa waktu lalu.

Wanita yang kini bekerja di PT Tempo Scan Pacific ini menyebutkan, ia memilih kuliah ke Amerika, karena sistem pendidikan dan nilai-nilai kepemimpinan di sana sangat menginspirasi. Maka ia ingin belajar langsung dari sumbernya dan membawa ilmu itu ke Indonesia.

"Perjuangan saya untuk mendapatkan beasiswa ke Amerika tidak mudah. Saya melalui proses panjang, mulai dari riset program yang sesuai, menulis esai, hingga wawancara,” ungkapnya.

Pernah merasakan kegagalan, tapi justru dari kegagalan itu dirinya belajar memperbaiki diri. Kunci utama menurut dia adalah konsistensi, memperluas wawasan, dan terus belajar dari pengalaman orang lain.

Lulusan Awardee of YSEALI Academic Fellowship 2022, University of Texas at Austin, Social Entrepreneurship and Economic Development menceritakan, sejak SMA ia bermimpi ingin ke Amerika. Bahkan ketika SMA pernah apply beasiswa namun hanya menjadi kandidat cadangan.

Setelah lulus kuliah S1, ia mendapatkan kesempatan untuk mendirikan sebuah startup di bidang persampahan bernama iGoGreen. Itulah titik balik dimana ia belajar mengenal diri sendiri dan mengenal bagaimana bekerja sama dengan orang lain.

Ketika itu, ia apply beberapa beasiswa untuk pitching ke luar negeri dengan project iGoGreen, dari project tersebut ia berusaha mencari tau program apa saja yang dapat membantunya mendapatkan funding dan grants.

"Ketika apply beasiswa bernama YSEALI, saya selalu mencapai titik interview dan setelah itu gagal. Di situ saya pernah patah semangat. Lalu saya mengingat kembali tujuan saya, saya selalu berusaha mengupgrade diri, belajar menulis esay, belajar bahasa Inggris, meminta feedback dari alumni, dan lain-lain," katanya.

Lalu ketiga kalinya apply beasiswa,  tetap gagal. Namun Allah punya cara lain. Di London United Kingdom, ia terpilih sebagai flag bearer atau pembawa bendera Indonesia pada saat opening ceremony yang mengundangan 2000 delegasi dari 200 negara.

"Disitu saya berkesempatan bertemu dengan penulis buku harry potter JK Rowling dan Meghan Markle. Ketika saya di London, saya menerima email interview untuk beasiswa YSEALI ke Amerika (untuk percobaan ke 4 kalinya), saya melakukan proses interview di loby hotel pada saat itu waktu subuh di London dan pagi hari timezone Indonesia. Orang di hotel lalu lalang melihat saya interview dan sampai akhirnya saya lolos untuk berangkat ke Amerika," ungkapnya.

Jadi Aprilya mendapat dua beasiswa, pertama adalah YSEALI Academic Fellowship berupa beasiswa fully funded dari pemerintah Amerika kepada anak muda dari negara ASEAN -  YSEALI (Young Southeast Asian Leaders Initiative) yang didukung oleh pemerintah Amerika Serikat di tahun 2022. Program ini fokus pada pengembangan kepemimpinan dan isu-isu sosial di Asia Tenggara. Berkesempatan studi singkat di university of texas at Austin untuk belajar mengenai social entrepreneruship dan economic development.

Sebelumnya pada tahun 2019 ia mendapatkan kesempatan mewakili Indonesia untuk menghadiri summit di salah satu universitas di Chicago di Northwestern University. Disana  berkesempatan bertemu dengan beberapa fellow dari negara lain seperti Nigeria, Pakistan, China, Zimbabwe, Italy dan lain-lain.

Disitu juga, selain pembelajaran akademik, ada satu sesi dimana membuat grup dan duduk membentuk lingkaran. Siapa saja bisa berdiri di tengah untuk menceritakan hal di depan teman-teman lain untuk didengarkan. "Disitu saya tidak mau kelewatan kesempatan, di sesi terakhir saya memberanikan diri untuk menceritakan bahwa bagaimana mimpi saya ke Amerika yang dapat terwujud dikarenakan doa orang tua saya terutama Mama saya, yang cuma tamatan SMA dan tidak bisa bahasa Inggris. Mama saya berjuang bagaimana saya bisa ke Amerika agar dapat pendidikan lebih baik dibanding dirinya. Itula yang menjadi motivasi saya untuk menggapai mimpi saya," katanya.

Ia juga berpesan untuk anak-anak muda, kalau mau dapat beasiswa ke luar negeri jangan takut mencoba. Beasiswa itu bukan hanya untuk yang “pintar” secara akademik, tapi juga untuk mereka yang punya visi dan niat kuat untuk berkontribusi. Rajin cari informasi, bangun jejaring, dan jangan ragu meminta masukan dari alumni atau mentor. Konsistensi, niat baik, dan kesiapan mental sangat penting.

Untuk mendapatkan sesuatu yg besar harus dimulai dri hal yang kecil, pertama kenali diri sendiri apa kelebihan dan kekurangan. Kedua, cari minat atau hal yang ingin difokuskan untuk ditekuni. Ketiga, mulai bangun personal branding dan jejaring, karena networking sangat penting selain kalian memiliki skill, kemampuan berkomunikasi untuk membangun networking harus diasah seiring berjalannya waktu sampai ada bisa percaya dengan diri anda sendiri.

"Jika gagal mungkin bukan saatnya, akan ada kesempatan lain dulu yang harus dicoba sampai akhirnya waktu itu datang, ketika apa yang sudah disiapkan dengan matang ditemukan dengan kesempatan yang tepat dan jangan lupa berdoa. Selalu libatkan Allah dan orang tua dalam setiap proses," katanya.  (hen)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan