Hari Kemenangan

Ribuan orang dari penjuru Kota Palembang, berbondong-bondong datang ke masjid yang jadi ikonik wong kito, sejak pagi hari--
PALEMBANG, KORANRADAR.ID - Pelaksanaan Sholat Idul Fitri 1446 hijriyah di Masjid Agung Palembang, berlangsung khusyuk, sekaligus khidmat.
Ribuan orang dari penjuru Kota Palembang, berbondong-bondong datang ke masjid yang jadi ikonik wong kito, sejak pagi hari.
Kecerian menyambuh hari kemenangan sekaligus menjalankan ibadah, membuat warga Palembang penuh semangat datang ke Masjid Agung Palembang.
Idul Fitri disebut Hari Raya Kemenangan, karena sukses mengendalikan hawa nafsu selama sebulan menunaikan ibadah puasa Ramadhan.
Umat Islam merayakan Hari Raya Idul Fitri yang juga disebut hari raya kemenangan, shoimin dan shoimat dapat terlahir kembali sebagai orang-orang yang menang mengendalikan hawa nafsu, selain sebagai hari kemenangan juga menjadi fitrah terlahir kembali dengan fitrah kemanusiaan yang suci, bersih dari dosa, dan mendapat kekuatan baru, dari suplay gizi selama Ramadhan tazkiyatun nafs dan tarbiyatun nafs (penyucian jiwa) (penguatan diri).
BACA JUGA:Pertamina Patra Niaga Pastikan Ketersediaan LPG 3 Kg Jelang Idul Fitri
Manifestasi pengejawantahan kemenangan dan kefitraan akan terlihat pada sejauh mana hablum minallah terjaga dengan baik dapat menjelma dalam hablum minannas.
Predikat pemenang menuntut kemampuan setelah Ramadhan, melalui tradisi-tradisi positif yang diperoleh selama bulan Ramadhan.
Meskipun Ramadhan telah usai, kita harus senantiasa menjaga kuantitas dan kualitas ibadah kepada Allah, melanjutkan puasa sunnah, qiyamul lail, infak, sedakah, dan kepedulian sosial.
Kemenangan Idul Fitri adalah umat Islam berhasil meraih kematangan spiritual dan sosial setelah satu bulan penuh dididik di madrasah Ramadhan. Secara spiritual, selama Ramadhan umat Islam telah melakukan serangkaian ibadah.
Momen kemenangan dan kefitraan yang diraih karena sukses beribadah puasa, sukses mengendalikan hawa nafsu, patut dimanifestasikan dalam makna yang sebenarnya, meraih sukses ibadah puasa, mencapai spiritual ilahiyah, sekaligus membumikan hakekat hidup kemanusiaan.
Pasca Ramadhan tetap istiqamah menjalankan perintah Allah SWT dan meninggalkan larangan-Nya, pada saat yang sama membumikan nilai kasih sayang dan kepedulian sosial. (tim)