Gubernur Ingatkan Kabupaten Kota Memaksimalkan Mitigasi

Gubernur Sumsel H Herman Deru mengikuti Rakor Penanganan Inflasi di Daerah tahun 2025 dan Pembahasan Antisipasi Cuaca Ekstrim periode Idul Fitri 1446 H yang diselenggarakan Kemendagri RI secara virtual, bertempat di Command Center, Kantor Gubernur Sumsel.--

Waspada Prediksi Cuaca Ekstrem

SUMSEL, KORANRADAR.ID - Gubernur Sumsel H Herman Deru mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Penanganan Inflasi di Daerah tahun 2025 dan Pembahasan Antisipasi Cuaca Ekstrim periode Idul Fitri 1446 H yang diselenggarakan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Republik Indonesia (RI) secara virtual, bertempat di Command Center, Kantor Gubernur Sumsel, kemarin.

Dalam rakor itu, Herman Deru dengan seksama  menyimak arahan Mendagri Tito Karnavian yang meminta agar para kepala daerah menetapkan langkah antisipasi dalam penanganan cuaca ekstrim dan prediksi cuaca yang tepat, sehingga negara dapat benar-benar hadir saat bencana terjadi.

“Negara harus hadir. Kehadiran Negara terutama untuk jangka pendek yakni kita harus tahu tentang prediksi apa yang akan terjadi. Makin akurat prediksi maka kita akan bisa mengantisipasi dan melakukan langkah-langkah untuk menekan dampak secara minimal,”  ucap Mendagri Tito Karnavian.

Tito juga menyebut langkah selanjutnya yakni menyiagakan kekuatan bahkan bila perlu mengevakuasi. “Dengan prediksi yang tepat dan kemudian melakukan langkah-langkah antisipatif, disitulah hadirnya Negara sambil kita menyelesaikan jangka panjang mulai dari catchment area (daerah tangkapan air) yang berubah fungsi dari hutan menjadi komersial dan lain-lain, bangunan yang perlu ditetapkan, menyiapkan bendungan untuk menampung air yang mengalir ke daerah bawah, pelebaran sungai untuk sampai ke daerah bawah sehingga airnya bisa mengalir tidak berhenti,” tegas Mendagri.

Demikian halnya  terkait inflasi, Mendagri Tito Karnavian juga mengingatkan  para  kepala daerah mencari solusi terbaik dalam mengendalikan inflasi.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto dalam paparannya yang menyampaikan bahwa BNPB mencatat sampai dengan Tanggal 10 Maret 2025, total bencana terjadi sebanyak 614 kali.

“Dari 614 kali bencana, mayoritas di tahun 2025 yang terjadi sampai hari ini adalah bencana hidrometeorologi basah. Kami mencatat banjir terjadi 421 kali, cuaca ekstrem 103 kali, tanah longsor 58 kali. Ini belum terhitung bencana-bencana yang mana pemerintah daerah atasi sendiri seperti banjir kecil ataupun longsor di tingkat desa, RT atau RW,”  tutur Kepala BNPB Suharyanto.

Lebih lanjut dijelaskan, BNPB telah mengeluarkan surat edaran kepada BPBD se-Indonesia dalam rangka peringatan dini dan langkah kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana banjir dan tanah longsor khususnya pada periode Ramadhan dan Libur Idul Fitri 2025. “Edaran ini didasarkan pada informasi prakiraan cuaca yang dikeluarkan oleh BMKG,” imbuhnya.

Di lain pihak Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menambahkan prediksi curah hujan Bulan Maret – Mei 2025. Pada Bulan Maret 2025, curah hujan umumnya diprediksi berada pada kategori menengah hingga tinggi. 

“Curah hujan tinggi hingga sangat tinggi berpotensi terjadi di pesisir Barat Sumatera, Sumatera Bagian Selatan, sebagian besar Jawa-Bali-NTB-NTT, sebagian besar Kalimantan, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Tengah dan Papua bagian selatan,” paparnya.

Dia mengingatkan Kepada seluruh stakeholders agar terus memonitor perkembangan informasi cuaca dan peringatan dini dari BMKG.

“Melalui berbagai Kanal terutama melalui Mobile Phone Aplikasi Info BMKG, laman website BMKG, sosial media Info BMKG, Youtube dan Call Center 196,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik RI Amalia Adininggar Widyasanti saat memaparkan tinjauan inflasi dan indeks perkembangan harga Minggu ke-1 Maret 2025 menyampaikan pada periode 2019-2024 menunjukan bahwa selalu terjadi inflasi di bulan Ramadhan dan Idul Fitri. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan