Habib Novel Sampaikan Pesan Isra Mikraj Kepada Pekerja Kilang Pertamina Plaju Dirikan Salat 5 Waktu

Kilang Pertamina Plaju melalui Badan Dakwah Islam (BDI) mengadakan ceramah akbar Peringatan Isra Mikraj yang menghadirkan penceramah Novel bin Muhammad Alaydrus (Habib Novel).--

PALEMBANG, KORANRADAR.ID - Kilang Pertamina Plaju memberikan ruang yang luas bagi pekerja dalam upaya menyeimbangkan kehidupan profesional dan spiritual. Perusahaan melalui Badan Dakwah Islam (BDI) mengadakan ceramah akbar Peringatan Isra Mikraj yang menghadirkan penceramah Novel bin Muhammad Alaydrus (Habib Novel).

Acara ini digelar di Masjid Jauharul Iman Komperta Plaju, dihadiri oleh jajaran manajemen, pekerja, serta masyarakat sekitar.

General Manager RU III Plaju, Hermawan Budiantoro, yang diwakili oleh SMOM Ali Mudasir, menyampaikan bahwa Isra Mi’raj merupakan peristiwa penting bagi umat Islam. Kejadian ini terjadi pada tahun ke - 10 kenabian, tepatnya pada malam 27 rajab, ketika Rasulullah SAW melakukan perjalanan luar biasa dari Masjidil Haram (Mekkah) ke Masjidil Aqsa (Palestina), lalu menuju Sidratul Muntaha di langit ketujuh untuk menerima perintah sholat lima waktu.

“Peringatan Isra Mikraj menjadi momentum bagi kita untuk mengambil hikmah dan mengimplementasikan nilai - nilai yang terkandung dalam peristiwa ini ke dalam kehidupan sehari - hari,” ujar Ali. Senin, 27 Januari 2025,

Ia menyampaikan, perusahaan mendukung penuh aktivitas spiritual di lingkungan kerja. Apalagi, jika peningkatan nilai-nilai spiritual berbanding lurus dengan tata nilai AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif) yang menjadi Core Value BUMN.

Dalam ceramahnya, Habib Novel menekankan pentingnya mempercayai Nabi Muhammad SAW sebagai kunci dalam memahami kehidupan.

Ia mengingatkan bahwa seringkali umat manusia lebih fokus pada aturan - aturan tanpa melihat keteladanan Nabi, yang justru menjadi pedoman utama dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.

Habib Novel juga menjelaskan bahwa peristiwa Isra Mikraj tidak terjadi begitu saja, tetapi melalui rangkaian ujian yang berat.

Saat peristiwa Isra Mikraj, Rasulullah SAW mengalami tahun penuh kesedihan, ditinggal wafat oleh istri tercinta, Khadijah, dan pamannya, Abu Thalib, serta menghadapi perlakuan keras dari masyarakat, termasuk dilempari batu saat berdakwah di Thaif.

“Di saat paling sedih, Allah memberikan hiburan dengan perjalanan luar biasa ini. Hikmah yang bisa kita ambil adalah ketika kita menghadapi cobaan, kita harus senantiasa bersabar dan tetap taat. Setelah itu, Allah akan menghibur kita dengan cara-cara Nya,” ungkap Habib Novel.

Habib Novel menegaskan bahwa perjalanan Isra Mikraj bukan sekedar perjalanan biasa. Rasulullah SAW melakukan perjalanan ini hingga Sidratul Muntaha, ujung dari jagad raya. Oleh karena itu, peristiwa ini seharusnya menjadi sesuatu yang mengagumkan bagi umat islam.

Dalam surat Al - Isra, Allah memulai ayat yang menggambarkan perjalanan ini dengan kalimat tasbih, sebagai bentuk kekaguman atas kebesaran-Nya. “Allah mengagumi ISra Mi’raj, maka kita sebagai umat seharusnya juga merasakan kekaguman yang sama,” ujar Habib Novel. (mun)

Tag
Share