Anggarkan Rp10 Ribu Untuk Program MBG di Palembang, Susu Tidak Tersedia

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Palembang Adrianus Amri saat Simulasi Makan Bergizi Gratis di SMPN 10 Palembang.--

PALEMBANG, KORANRADAR.ID - Menu tambahan susu tak masuk dalam menu wajib yang diberikan dalam Program Makan Bergizi Gratis atau MBG oleh Pemerintah Kota Palembang. Hal itu diungkapkan oleh Asosiasi Dietisien Indonesia atau AsDI Sumsel yang membantu menyusun rancangan gizi untuk MBG.

Ketua Asosiasi Dietisien Indonesia Yenita mengatakan, alasan AsDI Sumsel tidak memasukan menu tambahan susu kedalam menu wajib yang diberikan kepada anak-anak sekolah, dikarenakan pengurangan anggaran MBG yang semula Rp15 ribu menjadi Rp10 ribu.

"Kami tidak memasukkan susu karena tarif anggaran makan bergizi hanya Rp10 ribu," ujarnya kemarin.

Sebelumnya, keberadaan menu tambahan susu menjadi pertanyaan, sebab dalam penyaluran perdana Makan Bergizi Gratis di lima sekolah di Kota Palembang, tidak terdapat menu susu di dalamnya.

Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang memang pernah membocorkan menu makanan bergizi gratis termasuk vitamin, susu dan lauk pauk yang telah dihitung kandungannya oleh badan gizi nasional.

"Ada nasi, buah, sayur, lauk, susu dan air putih. Nanti dipersiapkan oleh badan gizi nasional yang sudah dibentuk. Timya ada satker sendiri, kami hanya menyiapkan siswa dan guru," kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Palembang Adrianus Amri pada saat Simulasi Makan Bergizi Gratis di SMPN 10 Palembang. Jumat, 3 Januari 2025.

Namun, pasca anggaran itu berganti, Yenita mengatakan, AsDI Sumsel yang terdiri dari berbagai ahli gizi, tetap menyusun dan merancang program tersebut dengan metode gizi seimbang yang akan didistribusikan untuk anak sekolah, ibu hamil dan menyusui.

"Jadi, gizi seimbang itu disetiap prosi makanan, harus ada kandungan karbohidrat, protein hewani, nabati, vitamin dan mineral. Termasuk sayuran dan buah," kata dia.

Dengan penetapan anggaran yang baru, hal itu menjadi tantangan tersendiri baginya dengan tim ahli gizi lainnya. Jika sebelumnya dengan anggaran Rp15 ribu timnya bisa leluasa untuk merancang berbagai menu, maka saat ini ia harus lebih selektif untuk membuat beragam menu tiap harinya.

"Kalau pertama pas ditetapkan Rp15 ribu itu kita lebih leluasa ya untuk merancang berbagai menu di setiap harinya. Tapi, saat anggarannya berganti menjadi Rp10 ribu, kita agak sedikit sulit menentukan berbagai menunya, ditambah lagi, kita juga harus menyesuaikan dengan harga pangan lokal," kata dia.

Ia menyebut, sebetulnya tidak ada perbedaan dengan pemenuhan gizi seimbang yang ada di dalam setiap porsi makanan, karena pemenuhannya dihitung dari komposisi karbohidrat, protein hewani, nabati, vitamin dan mineral. 

Namun, menunya lah yang berbeda. Jika harga Rp15 ribu bisa mendapatkan daging sapi, maka harga Rp10 ribu hanya bisa mendapatkan ayam saja.

"Tapi tergantung pelaksananya ya, kalau dengan anggaran seperti itu bisa mendapatkan menu terbaik, seperti yang disebutkan tadi, ya kenapa tidak. Tetapi, kita tetap berusaha menyusun menu yang terbaik," kata dia.

Aternatif menu seimbang dengan anggaran Rp10 ribu, juga lanjut Yenita menerapkan metode secukupnya, dalam arti tetap ada protein hewani seperti ayam dengan potongannya tidak terlalu besar karena menyesuaikam harga bahan pangan di pasaran. "Iya, kita usahakan menuanya beragam," katanya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan