Ekonomi Sumsel Mampu Bangkit Lebih Kuat
Poto bareng usai pemberian penghargaan.--
Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2023
PALEMBANG, KORANRADAR.ID – Di tengah ketidakpastian dinamika global, kinerja ekonomi Sumatera Selatan (Sumsel) terbukti memiliki resiliensi tinggi dan mampu bangkit lebih kuat. Pertumbuhan ekonomi Sumsel pada triwulan III tahun 2023 mencapai 5,08% (yoy) diatas pertumbuhan ekonomi wilayah Sumatera (4,50% (yoy)) dan Nasional (4,94% (yoy)).
Pertumbuhan ekonomi Sumsel juga konsisten berada di atas pertumbuhan ekonomi wilayah sumatera dan nasional selama tiga triwulan berturut-turut. Dari sisi perkembangan harga, secara tahunan perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Sumatera Selatan pada bulan Oktober 2023 tercatat sebesar 2,90% (yoy), masih berada dalam rentang sasaran inflasi 3±1% (yoy).
Sementara itu, di sisi sistem pembayaran, melalui kolaborasi yang kuat dan dukungan dari berbagai pihak, revolusi digital dalam sistem pembayaran di wilayah Sumatera Selatan telah berhasil digerakkan. Jumlah merchant Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di Sumatera Selatan telah mencapai 739 ribu, yang tersebar di berbagai sektor, mulai dari UMKM, tempat ibadah, layanan kesehatan, pendidikan, transportasi, pariwisata, hingga pembayaran retribusi atau pajak. Selain itu, pengguna QRIS telah mencapai 1,18 juta pengguna.
Tidak hanya itu, elektronifikasi transaksi Pemerintah Daerah juga terus didorong melalui pembentukan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
Saat ini, sudah terdapat 11 Pemerintah Daerah di Sumatera Selatan yang termasuk dalam kategori Pemda Digital.
Berdasarkan perkembangan ekonomi saat ini dan berbagai indikator makroekonomi, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan memperkirakan pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan tahun 2023 akan tumbuh pada rentang 4,60% s.d 5,40% (yoy).
Sementara itu, di tahun 2024, diperkirakan pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan tetap tumbuh kuat sebagaimana tahun sebelumnya pada rentang 4,90% s.d 5,70% (yoy).
Sementara itu untuk perkembangan inflasi, dengan upaya dan komitmen bersama untuk memperkuat sinergi dalam mengendalikan inflasi daerah terutama inflasi komoditas pangan bergejolak (volatile food), inflasi diperkirakan dapat kembali pada kisaran sasaran 3±1% (yoy) di 2023 dan 2,5±1% (yoy) di 2024.
Di tingkat nasional, kinerja dan prospek perekonomian tetap terjaga di tengah semakin tingginya ketidakpastian dinamika global. Sepanjang tahun 2023, stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan Indonesia tetap terjaga dan pemulihan ekonomi terus berlanjut.
Inflasi juga lebih cepat kembali ke kisaran sasarannya setelah sempat berada pada level yang tinggi pada awal tahun dan akan tetap terkendali rendah hingga akhir 2023. Pertumbuhan ekonomi juga tetap baik ditopang kuatnya permintaan domestik.
Perkembangan positif perekonomian domestik tersebut tidak terlepas dari eratnya sinergi respons kebijakan ekonomi nasional yang konsisten dan terukur dalam menjaga stabilitas dan pertumbuhan.
Ke depan, prospek perbaikan ekonomi nasional masih akan dihadapkan pada tantangan global yang berat.
Fragmentasi geopolitik yang terus berlanjut dan bahkan meluas pada paruh kedua 2023, ketidakpastian pasar keuangan akibat pengaruh respons kebijakan bank sentral negara maju seiring masih tingginya inflasi yang dihadapi, ancaman perubahan iklim, dan berbagai tantangan lain yang mengemuka perlu tetap diwaspadai dampaknya pada perekonomian nasional.