Bangunan Tiongkok Kuno

--

JAKARTA, KORANRADAR.ID -Di antara bangunan Tiongkok kuno, bangunan paviliun mengandung teknik bangunan tradisional yang unik dan seni yang indah nan mewah, mengumpulkan konsepsi artistik yang mendalam dari kebudayaan tradisional.

Paviliun juga merupakan suatu konsep untuk menyatukan bangunan, pemandangan, sejarah dan suasana hati. Sejumlah paviliun zaman dulu yang terkenal, telah menyaksikan bergulirnya sejarah yang panjang, mencatat naik turunnya perubahan zaman, membiarkan pergolakan pada suatu generasi meninggalkan jejaknya, juga telah menyimpan kejayaan kebudayaan.

Bicara soal paviliun, tidak hanya sekedar suatu tempat untuk bersantai dan menikmati pemandangan, jenis dan kegunaan bangunan paviliun Tiongok kuno, juga budaya yang kaya di baliknya, jauh melampaui yang dipahami oleh masyarakat modern.

Secara umum, ada paviliun untuk menikmati pemandangan, ada paviliun pendidikan untuk menginspirasi hidup, ada paviliun pustaka tempat menyimpan warisan budaya, ada pula paviliun kaisar yang megah dan gemerlap indah, ada pula menara benteng yang kokoh tak tergoyahkan dan lain sebagainya. Selain itu, ada pula menara/kuil lonceng dan paviliun kuil tempat berkultivasi Buddha atau Tao yang tenang namun mencerahkan dan menjernihkan hati.

Bangunan paviliun yang dibangun di tempat yang indah, adalah jenis paviliun yang paling banyak dikenal orang, paviliun pemandangan seperti ini mengutamakan keunggulan dan pesona pemandangan dengan suasana hati.

Paviliun yang terkenal tidak hanya memperlihatkan keunikan dan kemegahan bangunannya sendiri, melainkan juga harus memadukan gaya bentuk bangunannya dengan pemandangan di sekitarnya, saling memperkuat menjadi kontras. Ini juga merupakan manifestasi budaya arsitektur Tiongkok klasik yang kaya dan mendalam.

Seperti kesan yang tampak pada Paviliun Yueyanglou di tepi Danau Dongting seolah luasnya seperti Danau Dongting itu sendiri; Paviliun Yellow Crane di tepi Sungai Yangtze yang megah sebanding dengan Sungai Yangtze yang bergolak perkasa. Paviliun pemandangan juga meninggalkan suatu kesan unik bagi masyarakat adalah berpadunya gaya arsitektur dengan budaya. Karya sastra “Yue Yang Lou Ji” dari Fan Zhongyan diawali dengan suatu tekad “memikirkan masa depan negara di atas diri sendiri, mensejahterakan negara sebelum diri sendiri sejahtera”; sebuah puisi di Menara Yellow Crane berjudul “Huang He Lou”, menginspirasi manusia agar tidak melupakan jalan kembali semula asal: “Matahari senja meredup dimanakah letak kampung halaman? Memandang permukaan sungai yang diselimuti kabut dan asap membuatku semakin merindukan kampung halaman.”

Paviliun pemandangan yang terkenal antara lain adalah Paviliun Prince Teng, Paviliun Penglai, Stork Tower, Yue Jiang Tower dan lain sebagainya. Banyak tokoh cendekia dan terpelajar menuliskan puisi dan bait pantun mereka yang abadi di paviliun tersebut, karya terkenal itu memiliki karisma klasik yang tinggi, menggugah jiwa generasi penerusnya, juga meninggalkan jiwa yang abadi di paviliun itu. (SUD/whs)

Tag
Share