Naik Daun Produk MFO Kilang Pertamina Plaju, Raih Dua Penghargaan BIXPO 2024 di Korea Selatan
Produk Marine Fuel Oil (MFO) Low Sulphur, yang di bawa tim CUCUBA 2.0 mengharumkan Indonesia dengan menyabet dua penghargaan di ajang Bitgaram International Exposition of Electric Power Technology (BIXPO) 2024 yang diselenggarakan di Provinsi Gwangju.--
PALEMBANG, KORANRADAR.ID - Inovasi produk Marine Fuel Oil (MFO) Low Sulphur atau bahan bakar kapal rendah sulfur, yang diproduksi di Kilang Pertamina Plaju semakin naik daun.
Baru-baru ini, tim CUCUBA 2.0 yang terdiri dari delapan pekerja terbaik di Kilang Pertamina Plaju, mengharumkan nama Indonesia dengan menyabet dua penghargaan di ajang Bitgaram International Exposition of Electric Power Technology (BIXPO) 2024 yang diselenggarakan di Provinsi Gwangju, Korea Selatan. Rabu, 13 November 2024.
Event yang diselenggarakan pada 6-8 November 2024 ini merupakan konferensi internasional Energy Leader Summit yang dihadiri oleh pemimpin dan pakar industry energi dari berbagai belahan dunia.
Dengan judul inovasi “Production of Low Sulphur Marine Fuel Oil (MFO LS) using CUCUBA method (Current Cutting Set Upgrade for Better Advancement) by Modifying Normal Crude Distillation Operation Mode into Low Severity Mode at Pertamina Plaju Refinery”.
Tim CUCUBA 2.0 berhasil meraih Silver Awards dan Special Awards dari Pemerintah Provinsi Gwangju, serta ditunjuk sebagai perwakilan peserta internasional, untuk diwawancarai KEPCO (Korea Electric Power Corporation) dalam liputan channel nasional TV KBS Korea.
Delapan anggota tim CUCUBA 2.0 itu merupakan gugus dalam Continuous Improvement Program (CIP), program yang mendorong inovasi pekerja secara berkelanjutan yang rutin digelar Pertamina setiap tahunnya. Tim CUCUBA 2.0 menjadi salah satu delegasi Pertamina, karena telah lolos Annual Pertamina Quality (APQ) Awards di tingkat pusat.
Tim ini dipimpin oleh Endah Purbarani, beranggotakan Imam Nurhadi, Murtina Dwi Lastuti, Kgs. Irza Afrianto, Agnes Wahyuana Ayudyawati, Daniswara Krisna, Nanang Sulistyo dan Fakhrurrozie, yang semuanya merupakan pekerja yang membawa Kilang Pertamina Plaju sebagai pionir dalam ekspor produk MFO LS.
Penghargaan yang diraih oleh TIM CUCUBA 2.0 ini menunjukkan pengakuan yang terus mengalir terhadap inovasi dan kualitas kerja tim ini di tingkat internasional, setelah sebelumnya meraih penghargaan Platinum pada ajang Annual Pertamina Quality (APQ) di tahun 2023 di Jakarta. Inovasi ini, menghasilkan value creation senilai 10,8 Juta Dolar AS.
General Manager RU III Plaju Hermawan Budiantoro mengatakan, inovasi ini merupakan bentuk keseriusan PT Kilang Pertamina Internasional Unit Plaju dalam mendukung Sustainable Development Goals melalui produksi Bahan Bakar Kapal yang Eco-Friendly dengan proses yang lebih efisien dan kualitas kandungan sulfur best in class.
MFO LS adalah jenis bahan bakar yang digunakan dalam industri perkapalan, khususnya setelah diberlakukannya peraturan internasional yang ketat terkait emisi sulfur (belerang) dari kapal laut, yang dikeluarkan International Maritime Organization (IMO) pada 2020.
Produk ini menjadi salah satu alternatif ramah lingkungan untuk bahan bakar kapal karena menghasilkan emisi sulfur (belerang) yang lebih rendah. Selain itu, penggunaan MFO LS juga dapat membantu mengurangi pembentukan hujan asam dan pencemaran udara lainnya.
Produk MFO LS ini diolah oleh Kilang Pertamina Plaju dengan komposisi bahan baku yang telah diformulasikan setelah melewati serangkaian tahapan Research & Development (R&D) yang ketat melalui kolaborasi perwira Kilang Pertamina Plaju dari berbagai Fungsi
Selain itu, produksi MFO LS juga dilatarbelakangi demand yang terbuka lebar di market domestik dan internasional, karena keterbatasan bahan bakar kapal yang memenuhi regulasi IMO sehingga industri kapal harus memasang scrubber di exhaust kapal untuk menurunkan emisi.
Lokasi yang strategis dekat dengan sumber bahan baku (sumur minyak) dan memiliki karakteristik spesifikasi Minyak Mentah untuk memenuhi produk sesuai dengan target spesifikasi. Terdapat opportunity pengembangan untuk terus meningkatkan produksi produk ramah lingkungan.