MARTAPURA, KORANRADAR.ID - Setelah melaunching Sekolah Lansia Sebiduk Sehaluan, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) OKU Timur menginternalisasikan pengetahuan dan keterampilan mengenai 7 Dimensi Lansia Tangguh pada lansia di Sekolah Lansia Sebiduk Sehaluan.
Kepala DPPKB OKU Timur H Zaenal Abidin melalui Kabid Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga (K3) H Muhlisin mengatakan, terwujudnya lansia yang SMART (Sehat, Mandiri, Aktif, Produktif, dan Bermartabat) menjadi visi Sekolah Lansia dalam 7 dimensi lansia tangguh secara utuh yang berguna bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
"Dari visi tersebut, tujuan Sekolah Lansia Sebiduk Sehaluan meningkatkan kualitas kegiatan kelompok Bina Keluarga Lansia (BKL) dalam mewujudkan lansia tangguh. Meningkatkan pemahaman lansia itu sendiri tentang konsep SMART dalam dalam lingkup 7 dimensi lansia tangguh, meningkatkan pengetahuan lansia tentang proses menua sehat dan sakit. Terakhir meningkatkan pengetahuan, keterampilan, perilaku lansia tentang kesehatan fisik, dan mental, tentang kehidupan baik sosial dan ekonomi," ujar Muhlisin.
Menurut Muhlisin, apabila hanya materi yang sifatnya teoritis saja disampaikan kepada lansia, maka pemahaman pada isi pembelajaran akan sulit diinternalisasikan mengingat kemampuan kognitif lansia yang tidak sama lagi dengan kemampuan kognitif usia produktif.
"Oleh karena itu, untuk meningkatkan efektivitas dalam kegiatan pembelajaran di Sekolah Lansia Sebiduk Sehaluan saya sebagai Kabid Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga melakukan inovasi strategi pengembangan materi dan metode belajar dengan memberikan terapi yang menekankan pada aspek-aspek perkembangan manusia yang meliputi kognitif, emosi, dan fisik (KOSMOS)," jelasnya.
Dengan adanya pengembangan materi dan metode pembelajaran yang menghadirkan terapi Kosmos lanjut Muhlisin, diharapkan para lansia di Sekolah Lansia Sebiduk Sehaluan menjadi lebih mudah dalam memahami pengetahuan serta memiliki keterampilan yang berkaitan dengan 7 Dimensi Lansia Tangguh.
"Karena pada dasarnya di setiap tahap perkembangan manusia diperlukan kolaborasi antara kekuatan kognitif, kematangan emosi, dan kesehatan fisik untuk mencapai kesejahteraan lansia," pungkasnya. (awa)