LAHAT, KORANRADAR.ID - Musim kemarau tahun ini menjadi tantangan besar bagi warga Kabupaten Lahat. Di hampir seluruh wilayah, air semakin langka, baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun pertanian. Tanah retak, mengering, dan nyaris tak bisa ditanami. Banyak petani terpaksa melihat tanaman mereka mati karena kekurangan air dan terik yang terus menggempur setiap hari. Namun, di tengah keterbatasan ini, tekad kuat untuk bertahan tetap tumbuh.
Dengan semangat pantang menyerah, Kodim 0405 Lahat justru berhasil membudidayakan 1.000 batang cabai di lahan kering di halaman markas mereka. Sungguh luar biasa, beberapa di antaranya sudah berbuah cabai sepanjang 10 cm, menandakan keberhasilan upaya ini. “Ibarat pepatah, tak ada kayu, akar pun jadi. Di tengah kekeringan, kami tetap menanam,” ungkap Dandim 0405 Lahat, Letkol Inf Asis Kamaruddin, SE, MIP, melalui Kasdim Mayor Sugeng Purwadi.
Musim kemarau ini tidak hanya menyapu tanaman yang ada, tapi juga memaksa para petani dan prajurit Kodim berpikir kreatif. Ketika tanaman jagung yang mereka tanam sebelumnya tak bisa bertahan, batang-batangnya tidak dibuang begitu saja. Sebaliknya, bahan itu diolah menjadi pupuk organik, yang menjadi penyelamat bagi tanaman cabai mereka. “Mungkin itulah kunci kenapa cabai-cabai kami bisa tumbuh subur di tengah kemarau,” ujar Mayor Sugeng.
Tak hanya cabai, Kodim 0405 Lahat juga merambah ke pembibitan berbagai jenis tanaman keras seperti mahoni, durian, mangga, dan alpukat melalui *green house* mereka, yang diberi nama Kebun Serelo. Green house ini tak hanya sebagai ladang pengembangan tanaman, tapi juga bagian dari upaya ketahanan pangan yang tengah digalakkan.
Sambil menunggu hujan turun untuk membasahi bumi Seganti Setungguan, pohon-pohon cabai dan bibit tanaman lainnya tetap tumbuh menjadi simbol harapan di tengah teriknya kemarau. Kodim 0405 Lahat telah membuktikan bahwa di tengah tantangan, selalu ada cara untuk bertahan dan terus menanam nasib di musim yang kering. (man)