PALEMBANG, KORANRADAR.ID – Dedi, pemilik Dapur Neka, sarapan pagi autentik khas Minang tidak menyangka akan masuk dalam 10 tokoh penerima Inspirasi Merdeka Award yang diselenggarakan Harian Bisnis Radar Palembang beberapa waktu lalu.
Ia mengaku sangat terharu menerima penghargaan dan menjadi lebih bersemangat lagi untuk menjadikan usaha kuliner dengan konsep street food ini punya peran di masyarakat.
“Penghargaan ini sebuah amanah. Ada pihak luar selain internal Dapur Neka yang memilih karena kami punya potensi dan punya peran positif di masyarakat,” tuturnya saat dibincangi Selasa 3 September 2024.
Meskipun usaha yang ia jalankan tidak begitu besar dan hanya memiliki peran kecil di pinggiran Kota Palembang, namun ia senang pelaku UMKM seperti dirinya punya peran untuk bangsa ini dengan nilai-nilai yang diterapkan dan keikhlasan dalam pelayanan.
“Kita punya visi, usaha kecil ini bisa narik gerbong untuk karyawan, dan mereka bisa yakin hidup ke depan akan lebih bagus kalau mau belajar dan memberikan service terbaik bagi pelanggan. Insya Allah, ilmu mereka dapat, dan pelanggan yang dilayani merasa puas. Meski tingkat pendidikan tidak tinggi, tapi mereka punya keahlian,” ungkapnya.
Selain itu, ia juga ingin mengangkat street food jadi usaha yang bisa dibanggakan dan para karyawan yang tidak selesai sekolah bisa membuka usaha street food nantinya seperti yang ia buat dan sekaligus bisa membuka lapangan pekerjaan.Perjalanan usaha Dapur Neka cukup mencuri perhatian. Dimulai hanya dengan dua meja di pinggir jalan tanpa atap dan hanya menjajakan beberapa jenis sarapan seperti lontong gulai pakis, lontong gulai nangka, dan nasi goreng Padang.
Seiring waktu, meningkatnya permintaan dan perilaku customer ikut berubah, ia mulai mengubah dan menambah menu-menu baru namun tetap mengusung sarapan street food khas Minang.
“Belakangan kita tambahin atap buat mengakomodir customer yang datang agak siang. Dari pada mereka makan di mobil, kan kepanasan kurang santai.
Apalagi menurut Dedi, Dapur Neka saat ini jadi tempat nongkrong para pelanggan terutama saat akhir pekan.
“Mudah-mudahan jadi gaya hidup baru, gak harus nongki di resto-resto mahal, di tempat-tempat dingin, di pinggir jalan juga juga bisa,” ucapnya.
Dedi juga berharap, apa yang sudah ia lakukan menular ke pelaku UMKM lainnya. Menurut dia, tidak masalah buka usaha di pinggir jalan, tidak mesti sewa ruko.
“Biarpun di kaki lima, tidak dengan modal besar, kalau kita jaga kualitas dengan pelayanan maksimal, punya ciri khas sendiri, usaha kita bisa berkembang pesat,” pungkasnya. (hen)