Bisnis Peternakan Hewan Qurban Cukup Menjanjikan

Kamis 15 Aug 2024 - 19:48 WIB
Reporter : Zarkasi
Editor : Swan

PALEMBANG, KORANRADAR.ID – Bisnis penyedian hewan qurban perlahan membuahkan hasil cukup menjanjikan, disaat ekonomi dari berbagai sektor dan di berbagai daerah mengeluhkan penurunan drastis penjualan.

Bersama dengan Anton DC dan Ahmad Kamil di awal tahun 2020 mereka membentuk BAROQAH BeQurban yang dengan segala pembatasan protokol saat Covid-19 melanda.

“Ternyata membuahkan hasil mampu menjual 24 ekor sapi kurban di Kecamatan Sematang Borang," ujarnya. Rabu, 14 Agustus 2024.

Salah satu, pengusaha hewan kurban Dian Eko Prasetyo dan Dokter Hewan Budiman Jaya malah memulai bisnis penyediaan hewan kurban.

Kemudian memasuki tahun kedua, bergabung Jonizar dan pindah lokasi kandang ke perbatasan Plaju, Palembang-Banyuasin, Kecamatan Rambutan, Desa Sungai Pinang, tepat di tengah area persawahan.

"Penjualan sapi kurban naik dua kali lipat. Di area ini tiga kandang terbangun, bahkan tahun 2024, kandang berpindah lagi ke Sukawinatan," kata dia.

Mungkin banyak yang mengira bisnis ini butuh modal besar, namun kelima orang ini membuktikan bahwa mereka pernah melalui usaha tanpa modal karena usaha ini tak sedikit yang gulung tikar setelah berjaya,” tuturnya.

Untuk itu, butuh relasi rekan bisnis yang cukup banyak tinggal mempertahankan pelanggan, menggaet mitra dan stakeholder, juga memberdayakan jemaah masjid,” ungkapnya.

Selanjutnya potensi terbesar lainya, bidang usaha (syirkah) yang berkembang saat ini di dunia selain umrah dan bisnis wisata halal adalah penyedia hewan kurban, meski masih bersifat musiman yakni saat musim haji, namun untuk Palembang dan sekitarnya saja dibutuhkan 12 ribu ekor hewan kurban pada Idul Adha 1445 Hijriyah.

Selain ibadah umrah yang jumlah jemaahnya 1,1 juta orang per tahun, potensi ibadah kurban mestinya juga sama besar dan harus dikelola profesional. Pada tahun 2020, Kabupaten OKU Timur, Sumsel meraih rekor MURI karena inovasi meningkatkan populasi ternak melalui inseminasi buatan terbanyak di Indonesia.

Ketika pandemi Covid-19 mulai melanda menjelang Lebaran Haji 1441 H, pemerintah memutuskan membatalkan ibadah haji tahun itu, padahal jelang Hari raya Idul Adha, Arab Saudi tetap menyelenggarakan ibadah haji terbatas, akibatnya 7.012 calon jemaah haji Sumsel gagal berangkat, bisnis travel haji plus kehilangan omzet Rp 8 milyar,” pungkasnya. (zar)

Kategori :

Terkait