PALEMBANG, KORANRADAR.ID - Kementerian Perindustrian (Kemenprin) meningkatkan produksi industri di Sumatera Selatan (Sumsel) melalui penerapan Standar Industri Hijau (SIH).
Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Andi Rizaldi di Palembang, Kamis, mengatakan, Kemenperin berkomitmen untuk terus mendorong sektor industri unggulan di Sumsel agar semakin produktif, kompetitif, serta tumbuh secara berkelanjutan.
Komitmen itu akan diwujudkan melalui langkah strategis antara lain melalui penerapan SIH, yang akan mendorong tingkat produksi dan ketangguhan industri melalui peningkatan efisiensi bahan baku dan energi.
“Balai Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BSPJI) Palembang merupakan salah satu Unit Pelayanan Teknis (UPT) yang menjadi perpanjangan tangan Kemenperin, khususnya di Sumsel dan sekitarnya. BSPJI Palembang dapat memberikan layanan untuk Lembaga Sertifikasi Industri Hijau,” katanya.
Menurut dia, penerapan industri hijau menjadi sebuah langkah pasti untuk mengakselerasi terwujudnya implementasi ekonomi sirkular di Indonesia.Upaya ini dilaksanakan melalui peningkatan efisiensi energi serta efektivitas pengelolaan limbah industri melalui penerapan standardisasi dan sertifikasi industri hijau.
Adapun pengembangan layanan jasa industri BSPJI Palembang yang mendukung implementasi ekonomi sirkular di Sumsel dan sekitarnya, antara lain melalui pemberian layanan Sertifikasi Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja berdasarkan ISO 45001 dan Sertifikasi Sistem Mutu Lingkungan (LSSML) berdasarkan ISO 14001. Kemudian pendirian Lembaga Verifikasi dan Validasi Gas Rumah Kaca atau Nilai Ekonomi Karbon, serta layanan-layanan lain yang mendukung efisiensi penggunaan energi dan pengelolaan limbah untuk industri seperti sampel dan pengujian limbah.
“Diharapkan dengan pelaksanaan program BSKJI Kemenperin melalui BSPJI Palembang, dapat menjadi bagian penting dalam mewujudkan agenda pengembangan industri di Provinsi Sumatera Selatan sesuai Rencana Induk Pembangunan Industri Daerah (RIPIDA)," jelasnya.
Mendukung implementasi ekonomi sirkular nasional melalui pemberian layanan standardisasi dan sertifikasi industri, jelasnya.
Selain itu, diharapkan kontribusi BSKJI Kemenperin melalui BSPJI Palembang dapat juga bermanfaat membantu menumbuhkan industri andalan di daerah tersebut sehingga memberikan dampak bagi kemandirian dan ketangguhan industri nasional serta meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat setempat, kata Andi.
Sementara itu, Kepala BPSJI Palembang Syamdian mengatakan Sumsel merupakan provinsi dengan beberapa industri unggulan daerah yang memiliki potensi besar.
Berdasarkan RIPIDA serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RJPMD) Sumsel, industri unggulan Sumsel adalah sektor karet, kelapa sawit, dan kopi.
DI industri karet, Sumsel merupakan produsen karet terbesar di Indonesia yang menghasilkan sebanyak 797.000 ton karet atau 28,93 persen total produksi karet di Indonesia pada tahun 2023.
Untuk mendukung industri unggulan daerah ini, BSPJI Palembang telah memberikan layanan Standardisasi SIH sejak tahun 2019.Hingga saat ini, terdapat delapan perusahaan lingkup karet yang telah disertifikasi SIH oleh BSPJI Palembang.
Sedangkan, untuk industri kelapa sawit, Sumsel merupakan produsen keenam terbesar untuk Crude Palm Oil (CPO) di Indonesia pada tahun 2022, dengan kapasitas produksi lebih dari 4 juta ton.
Guna mendukung pembangunan industri berkelanjutan di sektor ini, Kemenperin telah mengeluarkan standar SIH Minyak Goreng Sawit sejak 2017 (SIH 10437:2017) dan dapat dilakukan sertifikasi SIH melalui BSPJI Palembang.
Lalu, pada sektor industri kopi, Sumsel merupakan penghasil kopi terbesar di Indonesia yang sebanyak 198 ribu ton atau 26,5 persen dari total produksi kopi nasional pada tahun 2023.
Sehingga, pihaknya mendukung perkembangan industri kopi di Sumsel.
“BSPJI Palembang telah memberikan berbagai layanan baik sertifikasi, pendampingan dan konsultasi, hingga penguatan kompetensi pelaku industri melalui pelatihan. Semoga acara Temu Pelanggan BSPJI Palembang ini menjadi ajang komunikasi efektif dalam berdiskusi dan bertukar pikiran dalam rangka mengembangkan industri yang berkelanjutan di Sumsel," jelasnya. (ant)