PALEMBANG, KORANRADAR.ID - Sumatera Selatan memiliki potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) yang melimpah. Data Kementerian ESDM, Sumsel saat ini memiliki potensi EBT 21.032 Mega Watt (MW) dengan kapasitas energi yang sudah dihasilkan 989,12 MW atau sekitar 4,7 persen.
Dari Potensi EBT itu, Sumsel punya potensi energi minihidro dan mikrohidro sebesar 448 megawatt (MW), dan energi surya sebesar 17,23 Gigawatt (GW), dan tersebar di beberapa kabupaten, seperti Muara Enim dan Lahat.
Dua desa di dataran tinggi Sumsel, yakni Dusun Rantau Dedap di Desa Segamit, di Kabupaten Muara Enim, dan Dusun Selpah Desa Singapure di Kabupaten Lahat, tak terpengaruh dan tetap menikmati aliran listrik dari Energi Baru Terbarukan (EBT) dengan memanfaatkan potensi alam.
Manfaatkan potensi surya dan aliran air diceritakan Sekretaris Desa (Sekdes) Singapure Viktor mengatakan, aktivitas warga di Dusun Selpah didukung oleh energi listrik yang dihasilkan dari PLTMH dan PLTS.
“Panel listrik kita dari PLTMH dan PLTS tetap hidup,” katanya, Rabu 05 Juni 2024.
Listrik yang dihasilkan PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro) yang terinstalasi di Dusun Selpah, memiliki daya sebesar 10 kilowatt (kW) dan mampu menerangi 22 rumah warga dusun yang terletak di perbukitan.
Dengan memanfaatkan aliran sungai deras di desa tersebut, diolah menjadi energi listrik dengan teknologi PLTMH off-grid yang dibantu Kilang Pertamina Plaju dengan program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) Desa Energi Berdikari (DEB), bekerjasama dengan Dosen Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP).
Selain PLTMH, di desa ini juga terinstalasi 1 (satu) Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) off-grid berkapasitas 2,2 kW yang dimanfaatkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk mendukung warga desa yang menjalankan usaha kopi.
PLTS ini tidak hanya mengurangi emisi hingga 2.730 kg CO2 eq, tetapi juga menghemat biaya listrik hingga Rp 4 juta per tahun. Hal ini merupakan salah satu langkah dalam akselerasi transisi Energi Terbarukan yang merata dengan mengoptimalkan sumber daya energi lokal.
Hal yang sama juga berlaku di Dusun Rantau Dedap, Desa Segamit, Kecamatan Semendo Darat Ulu. Desa tertinggi di Sumatera Selatan itu memiliki 3 titik PLTMH off-grid dengan total kapasitas daya listrik yang dihasilkan sebesar 18 kW, dan mampu menerangi 53 rumah warga untuk aktivitas sehari-harinya.
Kilang Pertamina Plaju, perusahaan pengolahan migas dan petrokimia di Plaju, Kota Palembang, berkomitmen untuk mendorong realisasi Energi Baru Terbarukan (EBT) di Provinsi Sumatera Selatan.
Hal itu sejalan dengan misi Pertamina sebagai pemimpin dalam transisi energi, untuk mendorong terciptanya ekosistem energi berkelanjutan (sustainability), sehingga visi Indonesia untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) tahun 2060 dapat tercapai.
Area Manager Communication, Relations, & CSR PT Kilang Pertamina Internasional RU III Plaju, Siti Rachmi Indahsari di Palembang, mengatakan aksi nyata ini merupakan upaya Tanggung Jawab Sosial & Lingkungan (TJSL) perusahaan dalam mendukung upaya percepatan elektrifikasi nasional.
“Persoalan yang dihadapi selama ini adalah kurangnya aliran listrik di wilayah Desa Singapure (Lahat) dan Segamit (Muara Enim) dalam menunjang aktivitas sehari-hari serta kegiatan perekonomian masyarakat,” ucap Rachmi.
Ia mengatakan, ikhtiar penyediaan akses Energi Terbarukan ini diharapkan dapat menghidupkan roda perekonomian dan sosial di masyarakat, serta mendukung pencapaian ESG perusahaan. “Inilah ikhtiar yang Pertamina lakukan, untuk mendorong pemerataan energi guna menghidupkan roda perekonomian dan sosial di masyarakat,” ujarnya.