Elpji Langka, Pelaku UMKM di OKU Timur Terancam Gulung Tikar

Rabu 22 May 2024 - 16:05 WIB
Reporter : Edward Ferdinant
Editor : Swan

MARTAPURA, KORANRADAR.ID - Sulitnya masyarakat Kabupaten OKU Timur dalam mendapatkan gas elpiji 3 kilogram, membuat khususnya pelaku UMKM terancam gulung tikar.

Bagaimana tidak sulitnya mendapatkan elpiji melon sejak sebulan terakhir, membuat pelaku usaha dan UMKM tidak dapat menjalankan usahanya.

Menurut Susanti yang sehari-hari membuka usaha rumah makan, sudah beberapa hari dirinya tidak berjualan karena tidak adanya gas elpiji.

Terakhir diakui Susanti dirinya mendapatkas gas elpiji dengan harga jauh diatas harga eceran tertinggi (HET).

BACA JUGA:Resmi Diluncurkan, Harapkan Pilkada OKU Timur Aman dan Kondusif

"Terakhir saya jualan beli elpiji seharga Rp 30 ribu di warung. Itupun tidak bisa beli banyak, saya yang punya usaha hanya mendapatkan dua tabung saja.

Sekarang sudah harganya tinggi, stoknya tidak ada di setiap warung dan pengecer. Oleh karena itu warung saya tidak buka entah sampai kapan," keluhnya.

Keluhan yang sama juga diungkapkan Mak Sakdiah. Dengan nada kesal mak Sakdiah mengungkapkan jika saat ini elpiji 3 kilogram lebih mahal dari pada emas.

Sudah keliling sampai lintas kecamatan, namun tetap saja dirinya tidak mendapatkan gas elpiji.

"Sekarang ini elpiji lebih mahal dari emas. Emas walaupun mahal tetap ada yang jual. Tapi elpiji sudah keliling setiap hari tapi tidak ada satupun yang jual elpiji," ujarnya dengan nada kesal.

BACA JUGA:BPBD OKU Timur Distribusikan Air Bersih ke Baturaja

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian OKU Timur, Amin Zen SKM mengakui jika terjadi kelangkaan gas di OKU Timur.

Menurut Amin Zen, kelangkaan gas terjadi salah satu penyebabnya karena kuota gas OKU Timur tidak sesuai dengan jumlah penduduk OKU Timur.

"Memang kita sudah kekurangan karena tidak sesuai lagi dengan penduduk OKU Timur. Kuota elpiji OKU Timur 5,5 juta tabung per tahun.

Untuk itu kita sudah menyurati Pertamina untuk minta  tambahan 10 persen. Jumlah tambahan 10 tersebut untuk antisipasi 4 persen  untuk peringatan hari bersar dan 6 persen untuk UMKM.

Kategori :