Sekilas mata memandang hamparan hijau sawah tak berujung, jalan kecil yang berkelok-kelok, dari jauh sudah bisa melihat sebuah rumah yang teduh. Meskipun hanya rumah tak bertingkat yang sederhana, tapi tanpa sadar membuat orang yang memandang didalam hati akan timbul rasa tenang, santai dan nyaman.
Langit biru tak berawan, gelombang padi yang menghijau, angin bertiup lembut dan perlahan-lahan; orang yang lewat akan merasa santai dan tersenyum. Ini adalah rumah teman SMA terbaik saya, setiap kali saya pergi mencarinya, dia selalu akan naik sepeda ke halte bus untuk menunggu saya, kemudian kami berboncengan “pulang ke rumah”, katanya itu juga merupakan rumah saya. Kami dari sudah lama berkawan, dalam hati telah saling memahami, hanya dengan tersenyum akan mengetahui isi hati satu sama lain.
Ketika kawan saya yang bernama Zhen ini masih sangat kecil ibunya telah meninggal. Kakak dan abangnya karena pekerjaan sejak lama sudah tidak tinggal di rumah. Ayah adalah pegawai yang bertanggung jawab untuk membersihkan sekolah, karena usia ayahnya sudah tua, pekerjaan membersihkan sekolah tampaknya agak berat.
Oleh karena itu, tugas-tugas rumah dan sawah semuanya dilakukan oleh Zhen.
Selain menanam padi, di belakang rumah ada sepetak kebun cabai. Karena Zhen buta warna, sehingga sulit membedakan warna hijau dan merah. Ketika panen, saya sering merasa khawatir terhadapnya, takut Zhen tidak dapat membedakan mana cabai yang harus dipanen.
Tetapi Zhen selalu berkata: “Jangan khawatir, saya punya banyak akal”. Dia mengundang anak-anak tetangga, menyuruh anak-anak tersebut berdiri di barisan pohon cabai, memulai pertandingan, siapa yang dapat memetik cabai merah dengan cepat dan paling banyak akan mendapat hadiah. Setelah selesai panen, Zhen akan memberikan kepada mereka permen yang dibeli dengan uang tabungannya. Melihat kegembiraan anak-anak tersebut, didalam hati saya sangat bahagia.
Pada saat itu Zhen akan mengedipkan mata didalam hati kami akan segera mengertikan kedipan matanya seolah-olah dia mengatakan: “Bagaimana, bukankah sudah saya katakan, saya pasti mempunyai akal!.”
Zhen berkepribadian optimis, dia selalu percaya bahwa semua krisis akan segera berlalu. Baginya, itu adalah kesempatan untuk memutar otak guna menemukan solusi untuk mengatasi kesulitan.
Selain itu, ia adalah seorang yang sangat ceria, independen, memiliki tekad dan semangat, berteman dengannya membuat saya juga tertular sifatnya sehingga dapat selalu meletakkan kekhawatiran. (ERA)