PALEMBANG, KORANRADAR.ID - Nama H Harnojoyo, mantan Walikota Palembang periode 2015-2023 kembali mencuat setelah digandeng Mawardi Yahya maju dalam kancah Pilkada Sumsel 2024.
Banyak yang kaget dengan masuknya nama Harnojoyo. Sebab, seperti tidak ada angin dan hujan, tiba-tiba Mawardi Yahya yang juga mantan Wakil Gubernur Sumsel periode 2018-2023, mendeklarasikan sebagai pasangan Cagub dan Cawagub Sumsel.
Berikut ini adalah kisah perjalanan Harnojoyo yang membangun karier politik dari nol hingga menjadi orang nomor satu di Kota Palembang.
Tidak pernah terlintas dalam benak Harnojoyo, untuk menjabat sebagai Walikota Palembang. Namun, perjalanan hidup membawa pria ramah ini, menjalankan roda pemerintahan, memimpin 1,8 juta warga Palembang.
BACA JUGA:Tanggapan Herman Deru Terkait Mawardi Yahya Berpasangan Harnojoyo pada Pilkada Sumsel 2024
Berbagai profesi pernah dilakoninya sebelum akhirnya memutuskan untuk terjun ke dunia politik. Mulai dari pegawai bank, perkebunan dan bisnis peternakan.
Sebelumnya Harnojoyo sendiri adalah karyawan bank. Sebagai back office di Bank Bali Cabang Lampung, ternyata membuat suami dari Selviana ini jenuh. Akhirnya, dia memutuskan untuk berhenti bekerja sebagai karyawan.
Saat krisis moneter menerpa, ia merasakan jenuh. Kerja pagi pulang sore hari. Ia ingin mencari susanana yang baru dalam pekerjaan. Karena itu, dengan tekad yang kuat ia pun memutuskan berhenti dari Bank Bali
Jenuh menjadi pegawai, membuat dia mencoba peruntukan di dunia usaha. Harnojoyo membuka kebun karet di kawasan Baturaja - Martapura. Bisnis itu berjalan dengan baik, lalu ia diajak untuk ekspansi bisnis di bidang peternakan ayam.
Saat masuk ke bisnis peternakan sekitar tahun 1999, dia memulai dengan menjadi broker ayam potong. Waktu itu ada temannya yang mengajak. Ternyata, usaha ini cukup berhasil dan omzet waktu itu mencapai Rp 1 miliar per bulan.
BACA JUGA:Ini Lho Alasan Mawardi Gandeng Harnojoyo Maju Pilgub Sumsel 2024
Dia bisa menjual sebanyak 4.000-5.000 ayam potong per harinya. Ayam yang masuk stok dijual ke seluruh pasar tradisional di Kota Palembang. Hingga tahun 2006, Harno sendiri langsung menjalankan bisnis tersebut. Namun sekarang dia hanya mengawasi dan membina saja. Bisnis itu dijalankan oleh anggota keluarga.
Ketika reformasi sedang panas-panasnya menjadi isu utama masyarakat, dia pun tergelitik untuk ikut terjun kedunia politik. Akhirnya, pada 18 September 2003 Harnojoyo resmi bergabung dengan Partai Demokrat. Dia memilih Demokrat, karena mengagumi sosok Susilo Bambang Yudhoyono, mantan Presiden RI ke-6.
“Sebagai anggota baru, hanya satu pekerjaan yang dapat diandalkan, yakni memasang bendera partai. Semua pengurus parpol waktu itu selalu mengandalkan saya, kalau mengurus dan memasang bendera partai. Alhamdulillah, hal itu merupakan kepercayaan dari para rekan pengurus,” ujar Harnojoyo.
Bagi Harnojoyo, berpolitik ini modalnya adalah kepercayaan dan mampu membangun kepercayaan masyarakat. Itu merupakan hasil dari pergaulan antara dirnya dengan masyarakat dan beradaptasi dengan masyarakat. Ketika diangkat menjadi Ketua DPRD dan Walikota Palembang, semaksimal mungkin ia tidak akan merubah prilaku.