PALEMBANG, KORANRADAR.ID - Dalam mitologi Cina kuno terdapat makhluk yang bernama Liong atau dalam ejaannya “Lung” yang umumnya diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan istilah Naga. Makhluk ini digambarkan sebagai ular berukuran raksasa, lengkap dengan tanduk dan cakar, sehingga berbeda dengan naga-naga versi lainnya. Naga dianggap sebagai simbol kekuatan alam, khususnya angin topan.
Pada umumnya makhluk ini dianggap memiliki sifat yang baik selama ia selalu dihormati. Sebagian ilmuwan berpendapat, Naga merupakan sebuah makhluk khayalan yang diciptakan oleh masyarakat zaman dahulu akibat penemuan fosil dari dinosaurus.
Naga di dalam shio memiliki arti kebenaran. Arti lain adalah perlindungan dan keperkasaan. Shio Naga muncul setiap kelipatan 12 tahun, seperti pada tahun 1940, 1952, 1964, 1976, 1988, 2000 dan 2012. Di dalam mitologi China, Naga juga memiliki kaitan yang sangat erat dengan angka “9“. Naga China sesungguhnya memiliki 9 karakteristik yang merupakan kombinasi dari makhluk-makhluk lainnya, yaitu naga memiliki kepala seperti unta, sisiknya seperti ikan, tanduknya seperti rusa, matanya seperti siluman, telinganya seperti lembu, lehernya seperti ular, perutnya seperti tiram, telapak kakinya seperti harimau, dan cakarnya seperti rajawali.
Sosok naga banyak ditampilkan dalam ornamen-ornamen berciri khas Tiongkok, seperti di dalam bangunan Kelenteng, ukiran/pahatan patung, gambar lukisan, dan sebagainya dengan corak dominan warna merah keemasan.
Alasannya, karena sosok “Naga” ini bisa dianggap sebagai lambang “kekuatan” dan “kepemimpinan”, sehingga banyak juga pasangan keluarga yang menginginkan agar anaknya yang lahir di tahun Naga agar kelak bisa berhasil dan sukses dalam kehidupannya. (ti)