Satgas Siaga Api Dibekali Pelatihan Karhutla, Pertamina Dorong Kesiapsiagaan Warga Banyuasin

Minggu 14 Sep 2025 - 16:02 WIB
Reporter : Salamun Sajati
Editor : Swan

BANYUASIN, KORANRADAR.ID – Isu kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali menghantui Sumatera Selatan. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel mencatat sepanjang Agustus 2025, tercatat 266 kejadian karhutla, menjadikannya bulan dengan titik api tertinggi tahun ini. Kondisi ini menuntut kesiapsiagaan ekstra, terutama di daerah rawan seperti Kabupaten Banyuasin.

Melihat tantangan tersebut, Kilang Pertamina Plaju melalui tim Fire Brigade Emergency Insurance HSSE berinisiatif menggandeng Paguyuban Safety Representative RU III untuk menggelar Pelatihan Penanganan Karhutla bagi masyarakat Desa Sungai Gerong, Kecamatan Banyuasin I. Pelatihan ini menyasar Satgas Siaga Api desa setempat yang selama ini menjadi garda terdepan dalam upaya pencegahan maupun penanganan karhutla.

Langkah ini bukan sekadar agenda formalitas. Bagi Pertamina, pelatihan yang masuk dalam program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) lewat Patra Academy dan Patra Siaga ini bertujuan membangun budaya pencegahan dan kesiapsiagaan bencana berbasis komunitas.

# Dari Desa untuk Lingkungan

Siti Rachmi Indahsari, Area Manager Communication, Relations & CSR PT Kilang Pertamina Internasional RU III Plaju, menegaskan bahwa perusahaan konsisten meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi potensi bencana.

“Kami percaya pencegahan dan kesiapsiagaan bencana harus dimulai dari komunitas terdekat. Melalui pelatihan ini, kami ingin masyarakat tidak hanya mampu menghadapi risiko karhutla, tetapi juga menjadi agen perubahan dalam menumbuhkan kesadaran kolektif menjaga lingkungan,” ujarnya.

Pernyataan ini menggambarkan filosofi Pertamina Plaju dalam menjalankan program TJSL: menjadikan masyarakat bukan sekadar penerima manfaat, tetapi juga aktor utama dalam menjaga keberlanjutan lingkungan.

Kepala Desa Sungai Gerong, Vhanji Koembara, menyambut baik inisiatif tersebut. Menurutnya, wilayah Sungai Gerong termasuk area rawan karhutla sehingga pelatihan yang diberikan sangat relevan.

“Kami berterima kasih atas pendampingan yang diberikan Pertamina. Kehadiran pelatihan ini membuat Kelompok Siaga Api lebih sigap dan terlatih, sekaligus bisa mengedukasi warga lain. Ini sangat berarti bagi desa kami,” ucap Vhanji.

Pelatihan ini juga dihadiri unsur pemerintahan desa seperti Babinsa Koramil 0430/Mariana dan Bhabinkamtibmas Polsek Mariana, menandakan bahwa kolaborasi lintas pihak menjadi kunci penguatan kesiapsiagaan masyarakat.

# Menjawab Keterbatasan dengan Kekuatan Komunitas

Kabupaten Banyuasin sendiri masuk dalam daftar wilayah dengan risiko tinggi karhutla. Berdasarkan catatan BPBD Sumsel sepanjang Januari–September 2025, selain Ogan Ilir (111 kejadian) dan Musi Banyuasin (83 kejadian), Banyuasin menyumbang 54 kejadian karhutla. Kondisi ini diperburuk oleh keterbatasan sarana dan sumber daya masyarakat dalam menghadapi bencana.

Junawaludin, Ketua Satgas Siaga Api Desa Sungai Gerong, mengaku bahwa pelatihan ini membawa manfaat besar.

 “Selama ini kami berusaha menjaga desa dari risiko karhutla dengan keterbatasan. Dengan adanya pelatihan dari tim profesional, anggota Satgas mendapat pengalaman teknis sekaligus kepercayaan diri lebih untuk menjadi garda terdepan dalam pencegahan maupun penanganan karhutla,” jelasnya.

Dengan pengetahuan baru, Satgas bukan hanya bertugas saat kebakaran terjadi, tetapi juga aktif mengedukasi warga mengenai cara mencegah karhutla, seperti menghindari pembakaran lahan sembarangan atau menjaga kelembapan lahan gambut.

Kategori :