Sembahyang Rebutan atau Festival Hantu Lapar 2025 di Kelenteng Wie Ceng Keng Palembang Resmi Dimulai

Jumat 22 Aug 2025 - 13:30 WIB
Reporter : Asif Ardiansyah
Editor : Asif Ardiansyah

PALEMBANG, KORANRADAR.ID — Rangkaian perayaan Sembahyang Rebutan 2025 atau Festival Hantu Lapar di Kelenteng Wie Ceng Keng, Jalan Tembok Baru 14 Ulu, Palembang, telah dimulai. Ritual tahunan ini diawali dengan prosesi penting, yaitu sembahyang pembuka pintu neraka, yang dilaksanakan pada Jumat, 22 Agustus 2025 (kalender lunar: tanggal 29, bulan 6).
Ketua Kelenteng Wie Ceng Keng, Hasyim, 
 menjelaskan bahwa ritual pembuka pintu neraka ini merupakan awal dari serangkaian persembahyangan yang akan berlangsung selama sebulan penuh.
"Kami memulai dengan sembahyang altar pada pukul 11.00 WIB, dilanjutkan dengan ritual pembuka pintu neraka pada pukul 14.00 WIB," ujar Hasyim, yang didampingi oleh Micheal (Humas), Aldrik (Ketua Locu), dan Bei Hok Sing (Wakil Ketua Locu). "Sembahyang rebutan di kelenteng ini diikuti oleh puluhan Locu."
BACA JUGA:Kelenteng Marga Theng Palembang Gelar Perayaan HUT Dewi Kwan Im, Doakan Indonesia Aman dan Sejahtera
Makna dan Sejarah Sembahyang Rebutan
Hasyim juga menjelaskan makna di balik tradisi Sembahyang Rebutan atau yang dikenal juga didunia internasional dikenal sebagai Festival Hantu Kelaparan (Cioko). Menurut kepercayaan Tionghoa, pada bulan ke-7 dalam penanggalan lunar, pintu alam baka terbuka dan arwah-arwah yang tidak memiliki keluarga dapat kembali ke dunia manusia.
"Pada bulan ke-7, masyarakat Tionghoa merasa harus lebih berhati-hati. Mereka biasanya menghindari kegiatan besar seperti memulai usaha baru, menikah, atau bepergian jauh," jelasnya.
Untuk menghormati para arwah, masyarakat Tionghoa menggelar ritual sembahyang rebutan. Awalnya, tradisi ini berasal dari masyarakat agraris sebagai bentuk penghormatan kepada para leluhur dan dewa agar hasil panen melimpah.
BACA JUGA:Lun Lak Gwe HUT Dewa Lak Hu Tualang di Kelenteng Marga Tan Palembang
Secara harfiah, "cioko" berarti 'menjarah dari altar'. Ritual ini melibatkan persembahan sesajen lengkap berupa buah-buahan, kue, minuman, dan berbagai masakan untuk para arwah. Di kalangan masyarakat Tionghoa, perayaan ini juga dikenal dengan sebutan Cit Gwee Poa.
 
Tags : #tradisilokal #sembahyangrebutan festivalhantulapar #ritualreligi #palembangterkini #palembang #kelentengwiecengkeng #citgweepoa #cioko #budayationghoa
Kategori :

Terkait

Terpopuler

Terkini