JAKARTA, KORANRADAR.ID Pada masa perang, prajurit Lian karena memenuhi misi utusan”mempertahankan wilayah negara” dengan dialog win-win solutionnya kepada pihak musuh, karena jasanya ini dia diangkat menjadi panglima, dan menjadi atasan jenderal Linzhi, sehingga jenderal Linzhi merasa jabatannya terancam, dengan kesal mengatakan:
“Saya adalah jenderal Zhao, memiliki jasa besar dalam perang, sedangkan Lian hanya karena pandai berbicara kini diangkat jadi panglima, jika bertemu dengannya saya pasti akan mempermalukan dia. “Lian, setelah mengetahui hal tersebut, mencoba untuk menghindari Linzhi, selalu mengalah, menolak untuk bertatap wajah dengannya. Pada suatu ketika dia melakukan perjalanan dengan keretanya, dari jarak jauh dia melihat armada Linzhi, dia segera memanggil kusir membelokkan keretanya masuk kedalam gang, setelah armada Linzhi lewat dia baru keluar dari gang melanjutkan perjalanannya, tidak ingin menimbulkan konflik dengannya.
Bawahan Lian berpikir Lian takut kepada Linzhi, sehingga mereka bertanya : “Kami mengagumi karakter mulia Anda karena khususnya mengenai kebenaran, sekarang posisi Anda lebih tinggi dari Linzhi kenapa masih menghindari dia, takut kepadanya, rakyat biasa jika menghadapi kasus ini juga merasa malu, sedangkan Anda adalah panglima! Kami belum bisa mencapai tahap bisa mempimpin, kami malu, perkenankan kami untuk keluar dari jabatan kami!
“Lian bertekad untuk mempertahankan mereka, mengatakan: “Menurut kalian apakah jenderal Linzhi dibandingkan dengan kaisar Qin siapa yang lebih baik? ” mereka menjawab :. “Jendera Linzhi jauh lebih baik daripada Raja Qin”
Lian mengatakan: “Dalam hal kekuasaan dan pengaruh Raja Qin, saya berani berbicara kebenaran di pengadilan negara bagian Qin, berani memarahinya. Tetapi apakah saya takut kepada jenderal Linzhi?, Saya berpikir, Negara Qin yang kuat tidak berani menyerang kita Negara Zhao, sebabnya adalah karena kami berdua! Sekarang jika kami dua harimau saling melawan, tentu tidak bisa hidup berdampingan. Saya selalu toleransi kepada jenderal Linzhi, kompromi, adalah mempertimbangkan krisis negara di tempat pertama!
“Setelah Jendral Linzhi mendengar perkataan tersebut, dengan rasa malu dan menyesal, datang ke rumah Lian meminta maaf, mengatakan: “Saya seorang rendahan yang tidak tahu diri, tidak disangka Anda memiliki kesabaran terhadap saya sampai ke titik yang demikian besar!” Mulai saat itu mereka berdua saling membahu mengabdi kepada Negara dan menjadi sahabat baik.
Sejak zaman kuno, berbuat salah bisa bertobat adalah moral yang baik, Jenderal Linzhi dapat bertobat dan menyadari kesalahannya, bahkan berani meminta maaf adalah ketulusan dari hatinya, sehingga perbuatannya sangat terpuji dan dihormati oleh orang-orang. Sementara konflik mereka berdua juga dapat diselesaikan berkat kesabaran dari Lian, mengalah untuk kepentingan Negara dan bangsa, selain mendapatkan kehormatan pribadi, juga menjadi supremasi moral dari pria sejati dan menjadi model yang harus ditiru untuk generasi mendatang.(era)