Tidak hanya makanan, para pelanggan juga bisa menikmati minuman yang menjadi ciri khas seperti teh talua yang memikat lidah dan bikin pelanggan ketagihan.
Tak ketinggalan menu terbaru seperti kopi kawa dan kopi tatungkuik yang sangat unik dan bikin pengunjung penasaran.
Dijelaskan Eka, istri dari pemilik Dapur Neka, kopi kawa diracik dari daun kopi yang sudah dikeringkan lalu diseduh dengan air mendidih, lalu diberi tambahan gula sesuai selera.
“Menurut sejarah, zaman penjajahan Belanda dahulu, semua kopi disita sama kompeni, jadi masyarakat pribumi minum kopi pakai daun ini. Sampai sekarang, kebiasaan ini masih diteruskan di kampung. Ini yang kita angkat,” ungkap Eka.
Sementara, untuk kopi tatungkuik juga punya keistimewaan sendiri. Selain bubuk kopi, terdapat juga biji kopi, beras, ketan hitam, dan jagung yang ditumbuk tidak terlalu halus. Semua bahan lalu diseduh air panas, dan siap disajikan.
Para pelanggan bisa memesan Kopi kawa dan kopi tatungkuik dengan dua pilihan, original dengan harga Rp10.000 atau dengan tambahan susu Rp12.000.
Tempat sarapan autentik Minang di Kota Palembang cukup banyak. Namun, yang menyajikan secara lengkap baik makanan maupun minuman khas Sumatera Barat, hanya Dapur Neka yang berlokasi di Jalan Sukabangun 2 Palembang.
Dapur Neka buka setiap hari mulai pukul 6.00 hingga 16.00 WIB. Info lebih lengkap bisa cek Instagram @dapur.neka.plg. (hen)