Kelenteng Marga Tan Palembang Rayakan HUT Dewi Perang
pengurus kelenteng marga tan tengah melakukan ritual hut dewi perang--
PALEMBANG, KORAN RADAR. ID - Kelenteng Wee Leng Keng milik marga Tan yang terletak di Jalan Bambang Utoyo lorong kerukunan menggelar HUT Dewi Jiu Tian Xuan Nu Minggu 24 Maret 2024.
Arifin ketua kelengeng marga Tan melalui Chandra pengurus kelenteng mengatakan, ritual diawali dengan Ceng Keng pada pukul 06.00 win. Kemudian Ciok Siu pada pukul 12.00 win dan sorenya khokun. "Setelah itu jamuan makan bersama umat, " katanya.
Arifin mengatakan, dewi Jiu Tian Tian Xuan Nu merupakan salah satu Dewi Besar Agama Tao. "Jiu Tian Xuan Nu adalah Dewi yang sering membantu pahlawan-pahlawan. Konon, cerita pada jaman raja satria Huang Ti yang pernah mengajarkan rakyat menanam palawija., " katanya.
Sebelum Huang Ti menyatukan negara, Beliau pernah perang dasyat melawan Je Yu. Je Yu itu adalah sebangsa hewan yang aneh, badannya merupakan binatang tapi dia memakai bahasa manusia, juga makan batu dan pasir untuk hidup. Je Yu ini biasa disebut badan kuningan kepala besi.
Pada waktu perang di daerah Juk Luk, Je Yu ini membuat kabut besar yang menyebabkan tentara-tentara Huang Ti menjadi kehilangan arah. Tetapi untungnya para anak buah itu menciptakan kereta kompas. Dengan kereta tersebut, mereka baru bisa lolos dari kepungan kabut tadi. Sedang pusing dengan taktik perang, malamnya Huang Ti bermimpi bertemu dengan Dewi Si Wang Mu dan berkata padanya:
BACA JUGA:Kelenteng Marga Liaw Rayakan HUT Dewa Go Kak Te Sien
“Saya akan mengirimkan utusan untuk membantu kamu, kamu akan menang perang”. Lalu Huang Ti membuat altar dan berdoa / sembahyang tiga hari tiga malam. Hasilnya, nampaklah Jiu Tian Xuan Nu, memberinya Kitab Suci, Pusaka, Buku Perang dan lain-lainnya; hingga Huang Ti dapat mengalahkan Je Yu dan dapat menyatukan negara.
Waktu itu, yang Huang Ti dapatkan adalah Buku Suci Huang Ti Yin Fu Cing yang dihargai oleh generasi selanjutnya. Konon, Jiu Tian Xuan Nu pernah membantu Sung Ciang. Sung Ciang ini merupakan Ketua daerah Liang San Be yang sering membantu orang-orang miskin yang kekurangan.
Dalam cerita buku “Sui Hu Juan”, pada waktu Sung Ciang dalam perjalanan menuju Liang San Be, dia dikejar-kejar oleh musuh. Lalu dia bersembunyi di dalam sebuah kuil, ternyata dia diketahui oleh musuhnya, kelihatan maut sudah menunggu. Namun, pada saat detik-detik bahaya, di belakang altar dalam kuil tersebut timbul gumpalan awan hitam dan meniupkan seuntai angin keras yang dingin. Musuh yang mengejar ketakutan melihat keadaan aneh mendadak itu dan lari tunggang langgang.
Tidak lama kemudian, tampak dua anak perempuan berbaju hijau di hadapan Sung Ciang dan mengajaknya pergi untuk menemui Seorang Dewi. Dewi tersebut adalah Jiu Tian Xuan Nu. Kemudian, Sung Ciang diajak makan kurma dan minum arak yang harum. Jiu Tian Xuan Nu juga berkata padanya: “Saya akan memberitahu kamu tiga jilid Buku Langit, kamu harus bisa menjalankan Tao dengan baik, jadi orang harus jujur, setia kawan, setia pada negara, yang jelek dan yang sesat dikikis semua dan dikembalikan pada kebenaran”. Dewi Jiu Tian Xuan Nu juga berpesan bahwa buku-buku itu tidak boleh diperlihatkan pada orang lain, sesudah mantap, bakarlah buku-buku tersebut. Dewi juga menurunkan empat kata-kata langit yang cocok menjadi ramalan hidup Sung Ciang di kemudian hari.
Sesudah kejadian itu, Sung Ciang masih pernah bertemu lagi dengan Dewi Jiu Tian Xuan Nu, yaitu pada waktu dia jadi Jendral Dinasti Sung yang sedang perang sengit dengan tentara-tentara negeri Liao. Dewi Jiu Tian Xuan Nu mangajarkan tehnik perang yang kongkrit. Dewi Jiu Tian Xuan Nu selalu mengulurkan tangan waktu raja kesatria dan pahlawan-pahlawan sedang mengalami kesulitan, sehingga boleh dikata sebagai “Dewi Membantu”.
Selain itu Dewi Jiu Tian Xuan Nu juga mengajarkan cara-cara perang yang kongkrit. Oleh karena itu, ada orang yang menganggap Dewi Jiu Tian Xuan Nu sebagai “Dewi Perang”. Hari besarnya diperingati setiap tanggal 9 bulan 9 Imlek. (sep)